Banyak orang yang
mengatakan bahwa saya memiliki sebuah kelebihan yang menarik. Salahsatunya
adalah kemampuan saya menjalin hubungan persahabatan dengan orang-orang yang
mereka sebut ‘aneh’. Aneh disini bisa
berarti banyak hal, namun pada intinya mereka yang berpredikat aneh adalah mereka
yang tidak ‘mudah’ untuk dijadikan teman. Bisa jadi, karena mereka terlalu
tertutup atau mereka terlalu ‘menyebalkan’. Menariknya, ujar mereka, saya mampu
berteman dengan orang-orang yang mereka anggap menyebalkan itu.
Pernyataan teman saya membuat saya menjadi berpikir, masak
iya sih?
Menurut prognosis teman-teman, kemungkinan besar aku ‘klik’ karena
aku juga termasuk kategori orang ‘aneh’, sama seperti mereka: ‘bunch of gigs’
hahha…
Bisa jadi, bisa jadi…
But, step back.
Let me think about it!
Yuk, kiat bedah satu persatu beberapa teman yang mereka
anggap aneh:
1.
Seorang teman yang selalu tersenyum, menebarkan
pujian, selalu bersikap ramah dan hangat. Saya benar-benar tidak habis pikir,
kenapa semua orang yang mengenalnya begitu illfeel.
Menurut saya dia adalah seorang yang
berpikir terbuka dan jujur. Kenyataan bahwa kejujuran itu menyakitkan,
anak kecil juga tahu. Saya lebih suka orang berkata apa adanya daripada
mengembel-embeli maksud dengan kiasan atau sindiran. Orang yang jujur lebih
mudah dipahami, ketika ia memuji berarti dia benar-benar memuji, ketika dia
menghina, berarti itu memang pantas untuk dihina. Saya agak aneh, kenapa orang yang suka memuji dan mengkritik tidak lebih daripada orang yang tidak pernah memuji, hanya bisa mengkritik…hehe.
2.
Seorang
teman yang terlalu protektif pada dirinya sendiri. Orang ini menjadi manipulative,
dan tertutup. Siasat saya untuk teman seperti ini adalah, mendengarkan, tidak
banyak bertanya, mendorong dia melakukan hal se-positif mungkin. Dia tidak
punya teman, saya sangat kasihan padanya untuk itu. Jadi, saya memilih untuk
menjadi temannya, ada saat dia butuhkan. Teman seperti ini akan mencurahkan
cinta dan kasihsayang tertulusnya untuk kita. Dan saya menikmati ketulusan itu.
3.
Seorang
teman dengan segudang pengalaman, dikenal banyak orang. Dia punya sayap
yang sangat lebar jika dibentangkan. Lebih lebar bahkan dari bos kantor sekalipun.
Dan saya mencoba mencari sumber masalahnya, kenapa semua orang membencinya:
Apakah dia bau badan? Tidak!
Apakah dia kurang cantik? Tidak! Malah bisa dibilang, salah satu sumber
ketenarannya yang kecantikannya itu.
Lalu apa?
Ternyata, justru segala kelebihan yang dimilikinya
adalah sumber masalah.
Kelebihannya:
1. Networking yang luas
2. Kelebihan fisik diatas rata-rata
3. Idenya yang sangat banyak
4. Berpikir out of the box
5. Pandai bersilat
lidah
Lho, jadi apa masalahnya? Apa teman-teman
yang lain tidak menyukainya karena dia terlalu menyedot perhatian sampai tak
tersisa buat yang lain? Atau performance-nya
membuat orang merasa kerdil?
Tidak!
Semua kelebihannya itu menjadi kelemahan
karena dia tidak mampu menempatkannya dengan tepat, dan tidak mengkombinasikan
semua itu dengan tanggung jawab.
Dia melempar ide-ide menarik lalu meminta feedback, langsung bergerak mencari cara
agar idenya terlaksana APAPUN bayarannya. Sayangnya dia mengabaikan tugas
utamanya, menelantarkan anak buahnya. Dia terlalu sibuk menanam kangkung buat
lauk makan nasi, tapi dia lupa menanam padi (halahhh, berfilsafat lagi!!).
Saya termasuk orang yang tidak sepaham
dengan cara kerjanya. Tapi karena saya sahabatnya, maka saya lebih leluasa untuk
menegurnya. Saya suka berteman dengan dia karena saya paham tentang semua
gejolak dan semangatnya yang berkobar-kobar. Saya bisa menangkap visinya dan
saya senang membantunya mencapai visi itu. Sayangnya, seringkali dia
melemparkan tanggungjawab teknisnya di pundak saya..haha. Untungnya sejauh ini
saya tidak pernah merasa dirugikan.
4.
The last but not the least. Seorang teman yang
sangat popular ke-“menyebalkan”-annya sampai seantero negeri. It’s not a bullshit, I
mean it! Tapi, kalau mereka mencoba menerima tingkahnya tanpa pretensi, menurut saya tidak semua salah tentang tingkah lakunya. Saya berkata demikian bukan tanpa proses.
Saat saya tidak mengenalnya dekat, saya hanya meng-gugu saat orang mendikte
saya bahwa dia menyebalkan. Tapi saat saya mengenalnya dekat, saya dapat melihat
kecerdasan yang menjadi sumber ke’berisikan’nya. Saya juga bisa melihat bahwa
dia bisa termasul life-work balance persona.
Dia membuktikan produktivitas yang tinggi, instead of OMDO. Dia bisa menjadi
sangat hangat dan bertanggung jawab, dan penuh perhatian. Dan saya kira saya
nyaman berteman dengannya.
Kalau diuraikan begini, saya merasa
beruntung untuk mengenal mereka. Bergaul
dengan mereka memperkaya hati saya.
Kita tidak akan tahu kelebihan seseorang jika kita tidak mencoba mengenalnya dari dekat.
PS:
It’s not
easy making friends, but it’s easier to be friendly.
0 komentar:
Posting Komentar