Sabtu, 02 September 2017

KARYAWAN, ASET PERUSAHAAN

--mempertahankan karyawan berkualitas--


Tahun 2012, Deloitte Consulting menyurvei 560 karyawan perusahaan besar dari berbagai industri di Amerika, Asia Pasifik, Eropa, dan Timur Tengah. Hasil surveynya bisa menjadi ‘wake up call’ untuk para pemimpin baik pemimpin perusahaan maupun pemimpin organisasi. Jika mereka tidak ‘memelihara’ karyawan/bawahannya, maka bukan mustahil mereka yang berpotensi dan berkualitas akan pergi. Karyawan/bawahan yang berkualitas adalah asset bagi perusahaan/organisasi. Jika mereka yang berkualitas pergi, maka perusahaan/organisasi akan kehilangan sebagian kekuatannya.
Banyak perusahaan/pemimpin yang hanya mengumpulkan karyawan/bawahan yang berkualitas. Dengan menempatkan orang-orang yang berkualitas mereka cukup puas ketika bisnis proses berjalan mulus dan lancar. Seringkali para pemimpin terlena, hingga lupa bahwa waktu terus berjalan, mereka perlu menyiapkan pemimpin baru. Ketika karyawan/bawahan merasa dilupakan, merasa tidak dipikirkan, merasa tidak diberi ruang untuk berkembang, maka salahkah kalau mencari tempat lain?.
Setidaknya ada tiga tantangan bagi pemimpin dan perusahaan yang dapat disimpulkan dari survei ini:
  1. Perusahaan harus fokus pada karyawan yang berpotensi untuk pindah kerja . Pemimpin harus melibatkan karyawan dalam pekerjaan yang menantang dan bermakna—pekerjaan yang sesuai dan bisa mengasah talenta mereka. Membuat mereka merasa ‘berguna’ dan punya masa depan.
  2. Perusahaan/pemimpin harus serius menanamkan leadership. Perusahaan harus berfokus menyiapkan pemimpin masa depan dengan kemampuan leadership yang baik, dimulai dengan menerapkan kepemimpinan yang efektif dan terpercaya sebagai teladan mereka.
  3. Sebagaimana perusahaan/organisasi yang memiliki kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, begitu pula para karyawan/bawahan. Perusahaan harus bisa menjawab pertanyaan ini: “Apakah mereka sudah memahami kebutuhan para karyawan/bawahannya?”.
Before you ask, “Why aren’t my employees working harder?” Ask yourself, “Why are my employees working?“”- The Why of Work , by Dave & Wendy Ulrich

0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang