Jumat, 15 Maret 2013

Pencerahan 1


Kalau boleh cerita tentang ‘pencerahan’, ada 1 cerita yangsampai sekarang masih teringat dari komik Manajemen Qalbu-nya Aa Gym. Padahal itu sekitar 10 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi putih abu-abuer, saat aku masih sangat imut dan lugu...(wewlh wewlwh bagian ini kayaknya ga penting banged yak?..hehehe. Soalnya sekarang udah ga imut dan ga lugu lagi, tapi udah jadi amit-amit dan belagu...ihhh lebih ga penting lagi. Yukk ah lanjutttt...)

Ceritanya tentang seorang ibu berdandan ‘ala penggede, yang menawar mangga pada pedagang keliling. Karena harga gak pas akhirnya si ibu dengan perhiasan banyak itu melenggang pergi. “Ih, ditawar aja ga mau. Kalo mahal gitu mah lebih baik beli di supermarket aja. Mutu lebih terjamin,” ujarnya, sambil menaikkan kaki keatas mobilnya.

Nah, lalu apa yang aneh dengan penggalan cerita diatas. (Kayak ulangan bahasa Indonesia ya pertanyaannya? Wkwkwk..) Justru ga ada yang aneh. Itulah yang jadi permasalahannya. Kok Bisa?

Sadar ga kalau kita cenderung bersikap seperti si ibu penggede itu. Kita terkadang lebih memilih untuk berbelanja di supermarket, daripada harus nawar-nawar ama penjual keliling. Kenapa? Alasannya sangat rasional. Di supermarket kualitas relatif terjaga, karena barang-barang yang masuk supermarket biasanya sudah melalui kontrol kualitas. Bayar sedikit mahal, ga masalah.

Cuma pernahkah terpikir kalau keuntungan dari supermarket itu akan lari ke tangan para bos yang memang sudah berkantung tebal. Sedangkan kalau beli ke tukang dagang keliling, keuntungannya akan lari ke keluarganya. Para penjual-penjual itu berjihad mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Apa salahnya kita untuk tidak menawar mati-matian, anggap saja membantu meringankan bebannya. Bagi kita mungkin seribu-dua ribu tidak ada artinya, namun bagi mereka akan sangat bermanfaat..

Sama halnya seperti model ayam-telur , siapa yang duluan. Begitu pula fenomena diatas. Kadang kita juga harus rasional, ada hukum ekonomi yang menyatakan bahwa manusia cenderung berusaha mendapatkan sesuatu semaksimal mungkin dengan pengorbanan seminimal mungkin. Kalau ada yang lebih murah ngapain yang lebih mahal? Kalau ada yang lebih baik, kenapa takut bayar lebih mahal. Tul gak?

Ok, kalau tujuannya membantu pedagang kecil kita akan mendahulukan belanja di pasar atau di pedagang keliling. Tapi kadang, dalam rangka mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya mereka juga melakukan kecurangan. Misalnya dengan menyembunyikan barang cacat dan menjualnya tanpa peringatan. Hal yang sangat kecil kemungkinannya terjadi di supermarket. Kalaupun terjadi kita bisa komplen sama manajernya.
Ya, kalau udah jadi tradisi yang mendarah daging gini mah susah ya...Siapa yang salah pembeli atau penjual nih? Ah, ternyata menjadi konsumen juga harus cerdas ya..

Contoh soal dalam kehidupan:

Dulu sebelum dapat ‘pencerahan’, saya juga ga mau beli ama pedagang kaki lima. Bukannya sombong atawa belagu alias gengsi, tapi kadang-kdang mereka suka ngasih harga yang ga kira-kira. Emang kita bisa dibodoin apa? Ada harga diri bermain disini.( cieeee...). Padahal sebagai manusia yang berprikemanusiaan dan berprikeadilan, suka ga tega kalo nawar ampe seperempatnya..(busyet dah!). Karena ga tega itu, kalo nawar palingan ngurangi serebu-dua rebu. Makin kesini makin tahu, ternyata trik para pedagang untuk menghadapi ibu-ibu yang dahsyat nawarnya, mereka pasang harga ga kira-kira. Pantesan tiap aku yang nawar, pedagang ga pake banyak cingcong lagi, langsung bungkussss!!Tapi setelah tahu bahwa kenyataan yang terjadi memang begitu, sekarang saya lebih arif dalam menyikapinya (cieee...).

Ada nih cerita, beberapa hari yang lalu beli mangga di kios pinggir jalan. 
“Berapa Bu Sekilo?” tanyaku sambil milih-milih.

“8 rebu,” jawabnya acuh tak acuh.

Setelah puas milih aku sodorkan 4 buah mangga kepadanya untuk ditimbang. Dalam hati perasaan kemaren di kantor ada yang jual 5 rebu deh. Kok disini bisa mahal banget ya? Ah, udahlah kan uang lebihnya juga ga kemana-mana,itung-itung sodakoh deh, hibur malaikat dalam hatiku. Karena tengsin nanya berapa beratnya tuh mangga, aku langsung ngasih uang 50 rebu dan dikembaliin 35 rebu. Aku nanya, emang segitu 2 kg bu?"

“Iya”, jawabnya pendek. Ya ilah si ibu irit banget ngomongnya, emangnya pake bensin apa?

Akhirnya aku pulang kerumah sambil membayangkan anak-anakku yang berlarian menyambut mangga ditanganku.

“Assalamu’alaikum”. Kok sepi, kemana anak-anak, tanyaku dalam hati. Rupanya mereka lagi ngumpul di dapur .

“Eeh Bunda udah pulang..” sambut anakku, dia menyodorkan tangannya yang lengket untuk salim. Mulut mereka berlepotan cairan berwarna oranye. “ Tadi niang beliin kita mangga enak deh Bun, mau?”, kata Jaka sambil mengasongkan potongan mangga mulutku.

Hehe aku Cuma mingkem masem. “emang niang beli dimana mangganya?”

“Beli ama yang lewat. Murah Cuma 10 rebu, dapet 3 kg...” jawab ibuku santai.

Gubrakkkk , berarti 1 kilonya Cuma 3,33 rebu rupiah dong. Sedangkan aku beli 1 kilonya 8 rebu. Aduh mak...kalo gini siapa yang bloon??????

Menyambangi Sheikh Zayed Mosque, Abu Dhabi




Sheikh Zayed Grand Mosque (Arabic :جامع الشيخ زايد الكبير) is located in Abu Dhabi, the capital city of the United Arab Emirates.[1]
Kalau Anda berkunjung ke Abudhabi, Uni Emirate Arab (UAE) tidak afdol jika Anda tidak berkunjung ke Mesjid Raya Sheikh Zayed. 
Nama  Sheikh Zayed sendiri sangat terkenal di UAE. Dia adalah presiden UAE yang paling dicintai dan dipuja. Bahkan konon, tempat ini pula Syeikh Zayed di  makamkan. 

Lihat, jalan masuknya aja sudah indah. Pohon kurma berdiri dengan gagahnya menyambut kedatangan kami.. hmm. 
Kenapa saya bilang Anda harus melihat mesjid ini? 
Karena:
1. Mesjid ini adalah mesjid terbesar di UAE.
2. Mesjid ini adalah mesjid ke-8 terbesar di dunia.
Nih, lihat saja photonya dari jauh. Indah!
Bagi orang Indonesia seperti saya, melihat langit biru tanpa tertutupi awan seperti ini menjadikan suasananya sungguh...sesuatu!




Kalau  dilihat dari atas, kira-kira seperti ini. Chetar membahana deh pokoknya.
Photo ini saya ambil dari departemen pariwisatanya Abudhabi.
I hope they don't mind, because I help them to promote Abudhabi, yeahh ;)
Well, Anda lihat kan pasir putih yang terhampar itu.
Yes! It is on dessert.
 It's so beautiful, it's so different. 
It's extravaganza...

Namanya juga mesjid, pasti tujuan utamanya adalah sebagai tempat ibadah kan? Tapi tentu saja wisatawan yang datang tidak bisa diatur jam datangnya, tak heran, wilayah-wilayah tertentu sering dilarang untuk dimasuki, biasanya karena dipakai shalat atau kegiatan lainnya. Jangan khawatir Anda akan dipandu oleh 'security' mereka..Hehe, mereka jumlahnya super banyak, kalah deh jumlah hansip di kampung saya.
Sebelum masuk, nampang dulu ah.
Take me a picture, please!
Anda tahu tidak, jika photo ini diambil sekitar jam 3 sore. Wuff, matahari benar-benar bekerja keras. Tidak ada awan tempat dia berselimut. Kulit saya terbakar. Tapi hikmahnya, saya tidak perlu menggunakan cahaya tambahan untuk mendapat kulaitas gambar sebagus ini..hehe.
Sebelumnya saya melewati sebuah lift yang curam untuk naik ke mesjid ini. tempat parkirannya ada di bawah tanah. Dan untuk para non jilbaber, sebelum naik lift mereka dipasangi Abayya. Baju hitam-hitam yang biasa di pakai penduduk setempat untuk menutupi aurat. Tadinya saya sudah bersiap-siap untuk memakainya juga, karena pakaian saya berwarna-warni. Rupanya, as long it covers the aurat, then it'll be fine.

Nah kalau ini adalah pilar-pilar yang super gede dan banyak, sebelum kita memasuki pelataran sholat, kita akan disambut oleh tiang-tiang indah ini. 
Katanya jumlah tiang ini adalah 96 buah. Dan katanya juga, yang kuning-kuning puncak tiang itu adalah emas. Terus di batang-batang tiang itu dihias dengan puzzle dari marmer yang berwarna-warni. 
Setelah melewati deretan tiang-tiang indah yang 'terpampang nyata' tersebut, akhirnya kami berada di komplek mesjid.  Masih jauh ternyata menuju pintu mesjidnya..hehe. Mama saya sampai minta ampun ga kuat jalan. (Belum juga masuk Mam..hehe)
Tidak ada bagian dari mesjid ini yang luput dari sentuhan seni tingkat tinggi. Konon lebih dari  3.000 pekerja dan 38 perusahaan kontraktor yang terlibat dalam pembangunannya. Belum lagi hiasan yang dipasang, berasal dari tempat-tempat yang terkenal dengan produknya yang bermutu dan tahan lama. Menurut pemandu wisatanya mesjid ini terinspirasi dari arsitektur Mesjid Mughal,  Mesjid Moorish, Mesjid Badshahi di Lahore, Pakistan  dan Mesjid Hassan II di Casablanca, Morocco.
"There are four minarets on the four corners of the courtyard which rise about 107 m (351 ft) in height. The courtyard, with its floral design, measures about 17,000 m2 (180,000 sq ft),and is considered to be the largest example of marble mosaic in the world"

·        Lihat dong, saya sedang duduk dengan so' manisnya. Berharap bisa merekam keindahan isi mesjid ini. karpetnya luar biasa empuk. Katanya, karpet ini adalah karpet terbesar di dunia yang dibuat oleh perusahaan Iran yang didesain khusus oleh Ali Khaliqi, seorang desainer dari Iran. Luasnya karpet ini mencapai 5.627 m2 (60,570 sq ft). Anda ingin juga memiliki karpet seperti ini. Ow, jangan! 
      Nyucinya cape bo!
      Selain karpetnya yang luar biasa, ternyata lampu gantung yang diatas kepala saya itu juga luar biasa. Ada tujuh chandelier seperti itu di mesjid ini, terbuat dari kristal swarovski yang dibuat di Jerman. Konon ada chandelier di mesjid ini yang merupakan chandelier kedua terbesar di dunia.  
·         
Sebenernya, masih banyak lagi sih photo di mesjid ini yang ingin saya pamerin. Soalnya every side of this mosque is too beautiful to forget. I want to keep in mind and share to you too.
Hope you can feel the excitement..
PS:
Sengaja pake bahasa 'gado'gado', supaya kelihatan lagi di lluar negerinya....peace!
To be continued..






Tujuh belas tahun keatas..."ITIKAFnya SEORANG WANITA"


Malam ke-23 ramadhan. Semua orang bersiap menyambut Lailatul Qadar, tak terkecuali suamiku. Dia masih di Depok karena sampai hari Selasa, 15 September 2009, beliau masih ada jadwal perkuliahan.

Lewat SMS beliau mengingatkanku agar beritikaf, memohon anugrah Allah atas malam yang penuh keberkahan itu. Tanpa bermaksud menafikan 'perintah' tersebut, aku hanya mengangguk setengah hati. Bagaimana mungkin, disaat anakku yang terkecil masih belum tidur aku bisa itikaf. Masalahnya Imbo, anakku itu biasanya tidak akan tidur bila bundanya juga tidak tidur. Berlama-lama diatas sajadah pun, merupakan tantangan yang berat, apalagi beritikaf. Inna amalu binniyah...Segala sesuatu itu tergantung niatnya, maka dengan penuh pengharapan kumohon kepada Allah agar aku bisa berdoa panjang malam ini.

Malam ke-28 ramadhan. Suamiku sudah datang, dan bisa menemani anak-anakku tarawih di masjid. Kali ini Dika tidak ikut, sepanjang siang dia main PS sampai lupa tidur siang. Jadi ketika datang waktu maghrib dia jatuh tertidur.

Pulang dari masjid, suamiku menceritakan betapa sabarnya Jaka. Karena juga tidak tidur siang, rupanya Jaka ngantuk, sampai-sampai ketiduran ketika acara ceramah. Saat shalat tarawih akan dimulai. Ayahnya bermaksud memindahkan jaka ke pojok masjid. Tanpa dinyana ternyata jaka langsung tersadar dan pulih kesegarannya. Setelah mengambil wudhu, Jaka akhirnya ikut melanjutkan ibadahnya malam itu. Subhannallah..Robbi habli minashsholihin...

"Hanya satu hal yang disayangkan.." ujar suamiku.

"Kenapa?" tanyaku penasaran

"Jaka tidak mendengar ceramah tadi."

Aku cuma mengangkat kedua alisku, penuh tanda tanya.

"Pak ustadz tadi menerangkan bahwa ternyata bentuk itikaf itu bisa dalam berbagai bentuk. Untuk para istri terutama, itikaf tidak hanya berdiam diri di masjid, atau berlama-lama di atas sajadah. Kalau memang hanya itu bentuk ibadah, betapa kasihannya para istri yanng tidak mungkin pergi ke masjid karena terlalu banyak urusan di rumah. Betapa mudharatnya bila para istri memaksakan diri pergi ke masjid, padahal urusan-urusan rumah tangganya terbengkalai...."

"So..?"

" Ternyata mengurus keluarga, melayani suami di dapur, di sumur merupakan bentuk itikaf bagi para istri sholehah."

"Hanya di dapur dan di sumur?" tanyaku lagi.

"Hahahaha, aku sengaja gak nyebutin yang terakhir, buat mancing Bunda biar nanya..."
Aku cubit tangannya karena genitnya mulai kumat.

"Untuk melengkapinya di kasur juga Bun...hahhaha"

Aku cuma bisa manyun.

"Makanya sayang Jaka gak dengerin ceramah tadi. Kalo denger pasti dia nasehatin Bunda, seperti dia nasehatin Niang...hahhaha"

17-10-2009

Hikmah Ramadhan Tahun Ini...


Alhamdulillah, tahun ini Jaka, anak pertamaku berhasil membuktikan pada dirinya sendiri, bahwa ternyata dia mampu untuk berpuasa satu hari penuh. Kesabarannya benar-benar terbukti, dia tidak pernah mengeluh lapar atau haus, dia juga tidak pernah bertanya berulang kali kapan waktunya maghrib. (beda banget dengan adiknya yang sudah nanya waktu maghrib sejak adzan ashar..).

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Jaka juga tidak pernah absen tarawihan di masjid, walaupun tidak ada satu orangpun yang bisa menemaninya pergi ke masjid. Kecuali beberapa hari ketika dia jatuh sakit. Setiap dibangunkan sahur dia langsung bangun, tanpa mengeluh malah dengan penuh sukacita. (Perasaan lebih susah bangunin pembantu bangun sahur, daripada bangunin Jaka. Pembantu yang beruntung...hehheh)

Suatu sore diminggu terakhir ramadhan, Ibundaku mengeluh karena kehilangan selera makan. Sambil duduk di kursi kesayangannya beliau hanya memandangi nasi dan lauk yang sudah berada di tangannya.
Jaka mendatangi neneknya dan duduk disamping beliau.

"Niang...Niang tidak boleh mengeluh. Rasulullah saja tidak pernah menolak masakan yang disuguhkan istrinya."

Kontan ibuku yang sedang bete itu tergelak. beliau membelai lembut rambut Jaka.

"Tapi Niang kan bukan Rasul." Elak Ibuku.

"Iya, tapi Niang kan guru agama...harus jadi contoh dong!"

"Hahahah, tahu darimana Kak? Ya deh Niang makan apapun yang dibuat Bundamu..." Masih dengan menahan gelinya, Ibuku mulai menyuapkan nasinya sesendok demi sesendok.

Thanks Jaka, sekarang setiap kali Ibuku kehilangan selera, aku pakai jurus itu agar beliau kembali bersemangat...

What an incredible Ramadhan...
 27-10-2009

Si Misterius, Kartini


Tahun 2011 tanggal 21 April jatuh pada hari kamis, dan tanggal 22 Aprilnya ternyata tanggal merah karena bertepatan dengan peringatan Paskah. Kebetulan minggu itu anak-anak SD libur karena sekolah nya dipakai ujian nasional SMP..
Aku memandangi kalender bulan April pembagian dari kantor. Disitu ada gambar Presiden tengah berpidato di podium.

“Wah, besok hari kartini!” seruku kencang

“Asyik!” seru Dika dengan penuh semangat.

“Iya, Bunda juga punya banyak kesan di hari Kartini.”

“Jadi besok Bunda bikin lontong opor atau lontong gule Bun?” tanya Dika, dia memandangi wajahku dengan wajah penuh harap.

“Emangnya lebaran!”

“Lho kan tanggalan kalender merah Bun, berarti hari besar. Kalau hari besar biasanya Bunda masak besar.”

Gedebugg!!! Halowwwwwwwwwwww…yang salah kayaknya Bundanya deh, masa’ Kartini aja sampai ga tahu. Sungguh ter-la-lu!

“Abang lihat kalendernya teliti dong, hari kartini itu tanggal 21 april , yang merah itu tanggal 22 April,. Abang jangan nyambung-nyambungin yang ga nyambung dong.”

“Hehehe maaf Bun, aku ga merhatiin sih.”
Aku melenguh didepan anakku, “Sayang ya libur, jadi ga ada kartinian ga ada karnavalan, padahal Bunda ingin dandanin kalian baju daerah..”

“Memangnya Kartini itu siapa Bun?” Tanya Dika sambil menopangkan dagunya diatas senderan kursi.

“Kartini itu pahlawan Bang!” sahut Jaka kakaknya. Aku mengangguk mengiyakan.

“Kartini pasti pahlawan yang paling hebat ya Bun, lebih hebat dari pahlawan-pahlawan lainnya di dunia?” Sahut Jaka dengan nada sok tahu. Aku mengernyitkan kening tanda tak paham. “Buktinya di dunia ini hanya kartini saja yang dirayakan ulang tahunnya, pahlawan lainnya ga ada kan?”

Gubrakkkkkk….bener juga sih. Alhasil benjol di kepalaku ada dua buah. Wah, pe-er nih, aku harus menerangkan anak-anakku siapa itu RA Kartini. Piuhhh…..

28-6-2011

Ingat Pikiran Masa Kecil


Dulu waktu aku kecil, waktu pikiranku masih sangat sederhana, aku berpikir bahwa Tuhan pasti membuat seseorang dengan bentuk yang yang sama persis seperti kita. Karena untuk membuat sesuatu yang unik membutuhkan kreativitas yang luar biasa.
Aku menduga, Tuhan dengan cerdiknya menyimpan duplikat-duplikat kita itu di belahan dunia lain, membuat peluang yang sangat kecil untuk saling bertemu satu sama lain.
Bahkan saat ini, setelah aku tahu sedi
kit tentang ilmu genetik anthropologi, kadang ide itu masih saja menarik untuk dikhayalkan. Mungkin seseorang dibalik bumi sana ada yang perawakan pendek gempal lucu imut sekaligus keras hati seperti aku.

Bambang Pamungkas dan Mimpinya


JUMAT, 30 OKTOBER 2009

Bambang Pamungkas dan Mimpinya

Selain karena kepiawaiannya menggiring bola, tak disangkal Bambang Pamungkas mempunyai nilai lebih karena ketampanannya. Kelebihan itu membuat banyak wanita ikut juga menggemari sepak bola Indonesia.

Penyerang Persija yang telah berumur 29 tahun itu , sedang mengumpulkan 11 anak yang akan dinamainya “laskar pamungkas”. Mereka akan dibina untuk menjadi pesebak bola yang sedianya mampu membawa persepakbolaan Indonesia menjadi maju. Hal ini terlahir karena ternyata begitu banyak anak-anak berpotensi namun tidak mendapat pembinaan apalagi fasilitas yang memadai. Bambang Pamungkas percaya bahwa kita tidak boleh takut bermimpi. Sebagaimana ia pun memulai perjuangannya dengan angan mampu menjadi seperti Kurniawan Dwi Yulianto. Dan terbukti seorang anak desa Getas, Salatiga pun mampu.Tapi mimpi Bambang Pamungkas sampai saat ini tidak terlalu tinggi, targetnya hanya menjadi juara Asia Tenggara di sepuluh tahun mendatang.

Comment iseng:

1. Bambang Pamungkas saat ini sudah punya anak 3. Mungkin karena program pemerintah untuk tidak punya anak yang banyak, akhirnya BP-pun ‘mencari’ anak lain untuk dijadikan tim bola. :P

2. Mungkin BP terinspirasi “laskar pelangi”, sehingga mau bikin “laskar pamungkas”. Mudah-mudahan bukan cita-cita pemungkas ya Bang...

3. Cita-cita memang harus tergantung tinggi. Namun jangan terlalu tinggi sehingga susah meraihnya. Mungkin sebegitu sulitnya persepakbolaan Indonesia untuk maju, BP hanya pasang target juara Asia Tenggara, itupun 10 tahun lagi coy!

4. Mungkin BP ngerasain sendiri betapa sulitnya mencari jalan menjadi pesepak bola, makanya dia merekrut anak Indonesia supaya jadi bibit-bibit unggul. Mungkin dia tidak akan mendapatkan apa-apa saat ini, tapi yang dipikirkan adalah negaranya. Mungkin inilah orang yang akan menjadi pahlawan dimasa depan. Jangan kayak Julia Perez yang jauh-jauh pergi ke Argentina, untuk ‘jualan’ pemain bola ke klub-klub Indonesia.

5. Mungkin jadi atlet di Indonesia tidak berlimpahan harta. Tak jarang pendapatan saat ini tak mampu menanggung masa pensiun mereka nanti. Namun BP ‘berani’ menginvestasikan sebagian pendapatannya untuk masa depan anak-anak Indonesia. Dua jempol tangan dan dua jempol kaki untuk BP! Semoga banyak atlet-atlet Indonesia lain yang punya semangat seperti BP.

KONTROVERSI SPONGEBOB SQUAREPANTS


SELASA, 27 OKTOBER 2009

KONTROVERSI SPONGEBOB SQUAREPANTS

Eh, eh tau ga, ternyata ada kontroversi mengenai Spongebob Squarepants (SS) lho!. Udah lama sih.Wadohh kemana aja yak gw selama ini ampe-ampe ga tau. Walahh, tinggal di planet mana seh lo? Wkwkwkwk..

Ternyata kontroversi itu diawali ‘penyerangan’ kelompok kristen konservatif di Amerika yang menilai bahwa SS merupakan tayangan yang pro-homosexual. Padahal Nickelodeon pada awal produksi justru menyebarkannya di sekolah-sekolah. Tentu saja dilengkapi panduan para guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa yang mungkin muncul. Nicks beranggapan bahwa kartun tsb justru memberikan muatan yang positif; It does promote tolerance of diversity, but contains no reference to sex.

Sebagai penonton setia SS, gw berusaha nginget-nginget bagian mana yang membuat SS dikategorikan ‘gay-education’. Apa karena SS tinggal di Bikini Bottom, tinggal di rumah nanas, memelihara siput, berbulu mata atau karena pekerjaannya sebagai koki? Ooohh, ternyata salah satu yang dapat hujatan adalah ketika Patrick dan SS mengadopsi seekor kupu-kupu dan berperan sebagai ibu-bapa. What’s wrong with it? Apa salah laki-laki ikut mengurus anak? Atau karena dalam naskahnya SS dan Patrick sempat bertukar peran, yang secara stereotip mewakili peran laki-laki dan perempuan?
SS isn’t enough masculine for a male character. And he's soft.' Kata mereka sih, “It’s so me!” Bisa dilihat dari beberapa adegan yang menunjukkan bagaimana SS dan Patrick bersenang-senang sambil tergelak-gelak dan tak jarang berpegangan tangan. Sebaliknya ada tokoh perempuan yang justru sangat tomboy (Sandy).Padahal menurut Stephen Hillenburg sang pembuat SS bukan gay, “SS is kinda spesial guy!”

Gw sih berpendapat bahwa sebenernya yang diributkan bukanlah tentang homoseksulitas itu sendiri. Ini tak lebih dari pandangan berlebihan dari laporan media yang bias. Plis deh, inikan kartun buat anak-anak, jadi wajar kalau tidak menitik beratkan pada hubungan romantis. Yang ditekankan adalah ketulusan, pertemanan dan keceriaan. So, kenapa ngga kita ambil aja yang baiknya. Kalo emang bener Nicks ‘ndomplengin’ niat-niat tertentu, selama kita ngga ngerasa kenapa ‘dirasa-rasain’. Tul gak? Kalo para gay merasa kalo karakter SS mewakili keberadaaan mereka, ya terserah. Bukan berarti kita yang seneng ama spongebob jadi ikutan gay dong? Positif thinking ,aja deh, as SS always do....

SpongeBob SquarePants is no Tinky Winky; he's just an average, enthusiastic, live-and-let-live sponge. Gays may find him appealing as a gay icon, but there's many women who find him sponge- worthy. And children love him because he is a funny and friendly human being, umm, I mean sponge ( Reyes, Rober Paul, 2004).

And I agree with you Reyes...

Hati-hati, Nasi Berbahaya!


KAMIS, 30 JUNI 2011

NASI Berbahaya!!!

Saat Anda merasa gelisah ketika belum makan NASI, Waspadalah! Hasil riset panjang akhirnya menyerah untuk mengakui bahwa ternyata NASI sangat BERBAHAYA. Anda tidak percaya? Simak point-point penting di bawah ini.

1. Narkoba adalah hal yang paling diperangi saat ini. Narkoba terbukti menyebabkan kecanduan , begitu pula dengan NASI.Hasil survey menunjukkan, 100% responden akan mengeluarkan keringat dingin, rasa yang aneh luar biasa dibagian perut dan sangat lemas jika tidak makan NASI dan teman-temannya, walaupun hanya dalam waktu 24 jam saja.

2. Hasil penelitian pada fosil purba menunjukkan bahwa pada zaman batu dimana belum ada NASI, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan penyakit kronis seperti darah tinggi, diabetes, jantung dan lain-lain.

3. Karena faktor-faktor diatas, maka para dokter melarang KERAS bayi yang baru lahir untuk makan NASI. Walaupun riset mengenai hal ini belum bisa benar-benar diterima oleh seluruh kalangan dokter ahli, namun demi mencegah resiko yang mungkin terjadi.

4. Beberapa tahun kebelakang harga dedak meningkat tajam dan peternak ayam mulai memberi makan ayamnya dengan NASI kering. Perlu dicurigai apakah ada kaitannya dengan peningkatan flu burung belakangan ini.

5. Data FAO menunjukkan tingkat konsumsi padi di Indonsia sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara maju, ini bisa jadi merupakan penyebab rendahnya kinerja penduduk Indonesia.

6. Banyaknya orang-orang Indonesia yang pintar dan hebat tinggal di luar negeri, karena mereka menghindari untuk makan NASI.

7. Pesakitan di penjara tidak ada yang langsung berubah tabiatnya begitu masuk sel, karena kurang dari 24 jam langsung diberi makan NASI oleh petugas.

8. Penelitian terhadap 2 kelompok,kuli-kuli dan bos-bos, menunjukkan bahwa kelompok kuli lebih banyak menghabiskan NASI daripada kelompok bos. Ini mengindikasikan NASI menyebabkan menurunnya tingkat kemampuan ekonomi seseorang.

9. NASI menyebabkan seseorang menjadi banyak maunya. Setelah makan NASI biasa terjadi rasa haus, dan biasanya jika makan NASI harus ditemani dengan lauk dan pauk, lalu disempurnakan dengan susu dan ditutup dengan pencuci mulut seperti buah atau pudding.

10. NASI membuat kinerja seseorang menjadi menurun, karena menyebabkan kantuk. Setelah mengkonsumsi sesuatu yang menyebabkan kantuk dokter biasanya melarang untuk mengendarai kendaraan bermotor, belajar apalagi bekerja.

11. Dalam kondisi-kondisi ekstrem NASI bisa menyebabkan kematian. Misalnya makan NASI tidak berhenti selama 24 jam, atau makan NASI sambil nutup mata di tengah jalan tol, dan lain sebagainya.

12. Banyak zat berbahaya yang memiliki elektron terluar , miasalnya racun ARSENIK (4p3), batu batere TITANIUM (4s2), KRIPTON (4p6)( racun yang menyerang Superman ). Begitu pula dengan NASI, mengandung zat besi dengan electron terluar 4 (4s2).

Bagaimana? Anda masih yakin bahwa Anda aman sekarang?

HUKUM QURBAN menurut MAZHAB Hanafi dan Syafi’i


HUKUM QURBAN menurut MAZHAB Hanafi dan Syafi’i

"Maka dirikanlah shalat untuk Tuhanmu dan menyembelihlah".
(Al Kautsar:2)

Secara harfiah Qurban dalam bahasa Arab artinya dekat. Qurban bisa diartikan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah qurban disebut juga "udzhiyah" artinya hewan yang disembelih sebagai qurban.
Keutamaan qurban dijelaskan oleh sebuah hadist A'isyah, Rasulullah s.a.w. bersabda "Sebaik-baik amal Bani Adam bagi Allah di hari Iedul Adha adalah menyembelih qurban. Di hari kiamat hewan-hewan qurban tersebut menyertai Bani Adam dengan tanduk-tanduknya, tulang-tulang dan bulunya, darah hewan tersebut diterima oleh Allah sebelum menetes ke bumi dan akan membersihkan mereka yang melakukannya" (H.R. Tirmizi, Ibnu Majah).

Hukum ibadah qurban:

• Mazhab Hanafi
WAJIB dengan dalil hadist Abu Haurairah yang menyebutkan Rasulullah s.a.w. bersabda "Barangsiapa mempunyai kelonggaran (harta), namun ia tidak melaksanakan qurban, maka janganlah ia mendekati masjidku" (H.R. Ahmad, Ibnu Majah).

• Mazhab Syafi'i
SUNNAH ‘AIN (menjadi tanggungan individu) bagi setiap individu sekali dalam seumur hidup dan SUNNAH KIFAYAH bagi sebuah keluarga besar. Namun kesunnahan tersebut terpenuhi bila salah satu anggota keluarga telah melaksanakannya. Dalam riwayat Ibnu Abbas Rasulullah s.a.w. mengatakan "Tiga perkara bagiku wajib, namun bagi kalian sunnah, yaitu shalat witir, menyembelih qurban dan shalat iedul adha" (H.R. Ahmad dan Hakim).

Secara garis besar, kesimpulannya Qurban disunnahkan kepada yang mampu. Permasalahannya muncul karena dalam menentukan mampu atau tidaknya seseorang itu ukurannya sangat relatif individualistik. Sangat berbeda dengan zakat yang sudah ditentukan secara syariat nisabnya. Salah satu cara pengukurannya adalah dengan terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari, dan mampu menyisihkan pendapatan berqurban tanpa menimbulkan hal yang mudharat pada diri kita atau orang lain.
Wallahualam Bishawab..

AYO BERQURBAN!


SELASA, 27 OKTOBER 2009

AYO BERQURBAN!

Berawal dari perbincangan ringan saat menemani ibunda bersantap pagi.

“Kak, gak kerasa ya bentar lagi idul adha..”

“Eh iya ya, sekarang para calon jemaah haji sudah mulai berangkat!” Aku jadi teringat nasi kotak yang dibagikan kemarin siang, sebagai syukuran keberangkatan temanku ke tanah suci.

“Kira-kira siapa saja yang akan berqurban tahun ini?” tanya Mama, mengacuhkan pertanyaanku tadi.

Upss. Bagiannya yang itu, malah ga terlintas di benakku. Aku ingat ini musim haji, aku ingat berati akan ada lebaran haji, aku ingat biasanya dapat bagian daging qurban dari masjid, yang ga aku ingat bahwa sebenarnya ‘kami’ pun harus berqurban juga.

Aku pandangi wajah ibundaku yang mulai dimakan waktu, diwarnai asam garam kehidupan dan dinaungi kebijaksanaan. Berusaha membentang kenyataan hidupku saat ini yang jauuuuhhh dari kata ‘lebih’. Berusaha meyakinkannya dengan tatapan mata tanpa kata-kata.

“Ingat tahun lalu kalian juga absen qurban...Padahal dua tahun yang lalu kalian sampai berqurban sapi, apa ga jomplang tuh!”

“Ma, tapi kan..gaji kami pas-pasan, tahun ini kebetulan seret Ma...”

“Iya tinggal niatnya aja, nanti kekurangannya Mama bantu.”

Beuuu..yang gini nih, yang gini bikin kita mati kutu. Disatu sisi kita seneng karena dibantuin, di sisi yang lain, aku malu. Sebagai anak harusnya aku meringankan beban ortu bukannya malah nambahin.

“Sebenernya bukan ga ada-ga ada banget sih Ma. Cuman kalo mikir bahwa banyak keperluan yang lain sih..rasanya sayang. Toh, berqurban bukan wajib kan Ma?”

“Ingat kisah dibelakang Idul Adha. Suatu hari yang dijadikan Allah sebagai peringatan kepada seluruh manusia, ketika Allah menghendaki manusia untuk mengorbankan apa yang sebenarnya hanyalah titipan Allah, maka hendaklah merasa ringan. Sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Adil dan Maha Pengasih. Kita Cuma diminta berqurban hewan ternak 1 ekor tiap tahun, bukannya diminta menyembelih anak seperti Nabi Ibrahim as!” Mulailah darah daiah ibundaku menggelora.

“Iya Ma, InsyaAllah aku usahakan menyisihkan sedikit-sedikit, mudah-mudahan terkumpul..” Hiks, sungguh mimpi di siang bolong. Secara, di kantor peluang untuk mendapatkan uang sangat tipis, kalo ga boleh dibilang ga ada. Sedangkan dalam dua minggu ini uang itu mau- ga mau harus tersedia. Duhh....

Eitss, ingat rejeki itu bukan dari kantor, bukan dari bos, bukan dari suami, bukan dari ortu, bukan dari temen...tapi dari Allah. Kalau Allah menghendaki, kun fa yakun...seperti kisah dua tahun lalu dimana ada seseorang yang menggenapi kami untuk membeli seekor sapi.

Yukk, yakin bahwa Allah akan mencukupi kita, dan InsyaAllah ada rejeki untuk berqurban di tahun ini...aminnnnnnnnn

Indahnya Bersedekah

Mudah-mudahan ini tidak dikategorikan ‘pamer’ ya. Tapi memang niatnya bukan buat pamer atau apalah. Lebih kepada keinginan untuk menyimpan peristiwa yang begitu menyentuh hati saya, yang ingin terus saya ingat. Apalagi kalau berhasil menyentuh hati anda juga, Alhamdulillah...

Sejak Senin, 23 Oktober hingga 25 Oktober 2009, suami saya menghadapi UTS semester genap. Dia akan berjuang demi masa depan kami sekeluarga. Karena itu saya merasa berkewajiban untuk mendukungnya dia. Dan yang bisa saya lakukan adalah mendoakannya. Sehingga, akhirnya saya bertirakat untuk menjalankan puasa selama dia ujian, Senin-Rabu. Selama itu pula saya rajin membaca kitab suci dan melakukan shalat dhuha serta shalat tahajud. Berdoa semoga Allah memudahkan jalan kami dan memberikan apa yang terbaik bagi kami sekeluarga. Serasa belum lengkap, aku mewakafkan sejumlah uang ke yayasan “Rumah Yatim”. Jumlahnya memang tidak besar. Namun dalam keadaan ekonomi kami saat ini, uang sejumlah itu bisa sangat berarti. Tapi dorongan hati yang sangat kuat mengalahkan perasaan-perasaan negatif. Saya percaya bahwa Allah Maha Kaya, Maha Melihat dan Maha Adil. 

Uang itu sebenarnya adalah pendapatan saya yang memang sudah diniatkan untuk didermakan. Rencananya uang itu akan saya berikan saat ramadhan lalu. Namun, waktu itu saya berdiskusi dengan suami, sebaiknya siapa dulu yang kita beri: keluarga atau fakir-miskin-yatim?. Dan keputusannya adalah keluarga. 

Hati kecil belum merasa puas, karena memberi pada keluarga seharusnya menjadi kewajiban. Sehingga saya masih memupuk harapan untuk bisa berinfaq-shadaqah. Hingga begitu dorongan hati begitu kuat, tanpa seizin suami saya mendatangi yayasan “Rumah Yatim”.

Perbuatan baik yang tidak dilandasi niat, cara dan jalan yang baik, tentu tidak menghasilkan yang baik pula. Jadi hati saya pun tidak menentu. Walaupun uang yang saya serahkan itu adalah pendapatan saya sendiri, namun rasanya tidak sreg bila tanpa sepengetahuan suami. Hati saya juga ragu, takut pandangan suami malah menyurutkan keinginan saya yang sudah bulat tersebut. Namun dengan berbekal niat hanya untuk ridha Allah, saya pun menguatkan langkah..

Dan ketika ijab kabul terjadi, dimana penerima wakaf membacakan doanya untuk kami semua, tanpa bisa ditahan air mata yang sedari tadi hanya tergenang kini meluap tanpa henti. Gemuruh di dada menandai kebahagiaan yang tiada tara. Betapa ringannya perkara hidup kita dibandingkan mereka yang memerlukan bantuan kecil dari kita seperti ini. Sepanjang doa itu hatiku selalu berdoa agar doa-doa itu diijabah oleh Allah. Amin..
Saya mulai puasa hari senin.
Saya menyerahkan wakaf hari selasa.
Saya menerima telpon dari suami hari rabu. Dia bilang mendapat rejeki, seseorang memberinya kesempatan untuk ikut kursus pengembangan diri. Suatu kursus yang tidak murah biayanya dan lumayan bergengsi.
Subhanallah, Allahu Akbar...Sebegitu cepatnyakah kau memberi hadiah kepada kami, Alhamdulillah...
Ada semangat baru saat ini, percaya bahwa Allah akan mencukupi kita................

Semoga tetap istiqomah!

JUMAT, 30 OKTOBER 2009

Sabtu, 02 Maret 2013

Korban PPP (Pembantu Pada Pulang)


SELASA, 27 OKTOBER 2009

Korban PPP (Pembantu Pada Pulang)

Kita mengenal berbagai macam musim. Musim hujan,musim kemarau, musim mangga, musim durian, musim kawin, musim maling...tapi kalau musim pembantu pulang ada tidak ya? (Ataukah musim-musim tersebut memiliki korelasi satu-sama lain. Misalnya pada musim kemarau, banyak orang desa yang ke kota cari kerja. Sedangkan pas musim panen, pada pulang kampung buat 'manen'. (Bisa dijadikan inspirasi bagi mereka yang mau buat thesis tenaga kerja migran nih...hehehe).

Sejak bulan April lalu, sebagian besar ‘penghuni’ Bidang Neraca Propinsi Jabar ‘kehilangan’ pembantu-pembantunya di rumah. Ada yang pulang karena neneknya meninggal, ada yang kabur meninggalkan hutang, ada yang bilang pulang sebentar tapi tidak balik lagi, ada yang cuti kawin, dll. Intinya, orang-orang neraca Jabar yang rata-rata perempuan, semua sedang pada kenyataan yang sama: kehilangan pembantu! Akibatnya sangat nyata saudara-saudara, orang neraca Jabar yang dikenal ‘cantik-cantik’ (termasuk gw ga ya? ;P), tiba-tiba di bulan april berubah wujud. Sekarang ada yang ke kantor tanpa make up, ada yang datang gendong anak, ada yang bawa cucu, ada yang pake jilbab instan (padahal biasanya anti jilbab instan). Sehingga bisa dikatakan kehidupan di neraca saat itu benar-benar berbeda dari biasanya. Orang neraca yang biasanya sangat lincah, suka jalan-jalan shopping atau wisata kuliner...berubah menjadi orang yang lesu tanpa semangat. Energi mereka sudah terserap habis oleh pekerjaan rumah.

Orang bijak taat pajak, orang pintar minum tolak angin, orang-aring mengatakan, orang yang beruntung adalah orang yang bisa mengambil hikmah. Dan itulah yang dirasakan oleh teman-temanku. Seorang teman mengaku tambah akrab dengan keluarganya. Anak-anaknya menjadi lebih bertanggung jawab terhadap urusan keluarga, suaminya yang seorang pemimpin perusahaan meluangkan waktu lebih banyak di rumah demi membantu sang istri. Dan dia pun dipaksa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sudah lama tidak pernah dia lakukan lagi.

Begitu pula dengan temanku yang seorang istri pejabat, gara-gara ditinggalin pembantu, terpaksa dia belajar masak. Anak-anaknya jenuh bila setiap hari makan masakan restoran. Setelah lebih 10 tahun menikah, baru saat ini, waktu memaksanya untuk belajar masak. Setelah diakui kelezatannya oleh keluarga, semangat untuk menambah ilmu masak begitu menggebu, sampai belain kursus masak segala.

Ada pula istri seorang perwira AURI, merasa dengan tidak adanya pembantu suami tambah perhatian dan mau bantu-bantu.

Weleh-wewlwh, walaupun polos tanpa make up, bersalut gendongan bayi, wajah-wajah perempuan-perempuan itu mencerminkan wanita sejati. Menjadi perempuan seutuhnya, yang tak melulu mencari uang demi jati diri, namun mampu mengerjakan rumah tangga sampai ke akarnya. Walau kelelahan adalah wujud kulit arinya, namun kekuatan luar biasa adalah intinya. Kebanggaan karena mampu menghadapi dunia ini saat suka dan duka bersama keluarga menjadi tak terkira.Aku bangga mempunyai teman-teman seperti mereka...

Eh, kenapa orang serumah sakit semua. Agaknya tidak perlu waktu terlalu lama bagi virus influenza untuk memperbanyak diri. Malam sabtu lalu langit tak mendung, hujan pun tak turun. Tapi gelegar menyambar saat ‘pembantu’-ku tersayang pun minta ijin pulang. Yah sekarang giliranku dehhhh...

TURUTI KATA HATI


TURUTI KATA HATI

Dewasa ini banyak alasan pragmatis yang memposisikan wanita berada dalam himpitan waktu. Diversifikasi tugas wanita membuat waktu yang diciptakan Tuhan selama 24 jam menjadi terasa sangat pendek. Waktu yang 24 jam itu akan terasa semakin pendek jika kita menjalaninya tanpa perasaan bahagia. Agar dapat menyelami hidup bahagia, raihlah kembali pikiran sehat yang bebas dari segala kegalauan.

Teman, Anda pasti tahu bahwa rumah yang sehat adalah rumah yang bersih dan tertata dengan baik. Ternyata pikiran juga sama. Pikiran sehat adalah pikiran yang tertata dengan baik. Jadi, tatalah pikiran kita, bersihkan dari pikiran-pikiran yang tidak berguna yang hanya membuat ruang pikir menjadi sesak. Sebagai wanita masa kini, kita dituntut untuk menggunakan otak, sedangkan insting kita bersikeras untuk mengikuti hati. Konflik tersebut merupakan alasan utama yang membuat kita hidup terburu-buru, stres dan kalut.

Untuk mengisi hidup dengan kebahagiaan, langkah pertama yang harus kita ambil adalah memberi perhatian pada hati,lalu mendamaikan pikiran dan hati kita.

Ketika kecil kita sering ditanya tentang cita-cita.
Apakah cita-cita Anda masih sama dengan cita-cita Anda dulu?
Atau mungkin Anda sudah mencapai cita-cita tersebut?

Saya sendiri dulu bercita-cita menjadi insinyur pertanian. Sekarang saya bekerja bukan sebagai insinyur pertanian, atau sesuatu yang berhubungan dengan insinyur pertanian. Sama sekali berbeda.. Alih-alih bekerja di lapangan, saat ini saya bekerja justru di belakang meja. Saya mencoba mengingat, kenapa saya ingin sekali menjadi seorang insinyur pertanian. Ternyata waktu kecil, saya melihat jasa mantri tani yang besar bagi penduduk desa. Saya ingin menjadi orang dengan peran besar seperti  sang Mantri. Tapi itu dulu! Sekarang cita-cita saya hanyalah menggapai karir setinggi-tingginya.

Setelah saya renungkan, ternyata berbagai kenyataan hidup yang saya jalani dari kecil hingga sekarang membuat cita-cita saya terdistorsi. Saya semakin realistis, bahwa pada kenyataannya menjadi mantri tani tidak cukup keren untuk mendongkrak status sosial. Dan saya pikir, jadi bos itu enak! Dengan menutup mata pada tanggung jawab yang dimiliki oleh para bos saya, saya melihat mereka selalu mendelagasikan tugas pada bawahan, lalu berlindung dibalik peraturan saat bawahan meminta kompensasi. Sementara itu, mereka meraup bonus yang sangat besar manakala pekerjaan anak buahnya berhasil.  Walaupun terdengar sinical, tapi saya tidak keberatan dengan cara kerja seperti itu. Toh itu memberi saya motivasi yang kuat untuk berusaha menjadi seorang bos juga (hehe).

Bagaimana apakah Anda juga setuju? Realistis terdengarnya memang.  Namun, ketika kita saya menata pikiran saya, membuang pikiran-pikiran rongsokan, saya menemukan bahwa cita-cita masa kecil saya mungkin adalah panggilan hidup yang sesungguhnya. Saya suka untuk menolong orang! Dan saya tetapkan detik ini, bahwa esensi saya dalam hidup ini adalah menolong orang. Mungkin tidak perlu menolong orang banyak secara sekaligus, namun menolong suami dan anak-anak bisa dijadikan langkah pertama saya.

Langkah kedua, tegaskan prioritas.
Sebagai seorang wanita, kita secara natural ditugasi dalam mengatur rumah tangga, anak-anak dan rumah tangga. Selain itu kita juga  ditugasi oleh diri kita sendiri untuk menjaga status sosial-ekonomi di mata masyarakat. Kita ingin memiliki kemampuan ekonomi, kita ingin dianggap wanita karir, wanita yang mandiri.

Teman, waktu 24 jam sehari bukanlah panjang. Kalau kita tidur saja menghabiskan 8 jam. Itu adalah sepertiga waktu kita. Lalu sepertiganya lagi kita pakai untuk bekerja. Lalu kita pakai seperenamnya diperjalanan. Sisanya hanyalah 4 jam, mau diapakan waktu yang sangat sedikit ini? Apakah untuk bersantai, mengerjakan hobi, meluangkan waktu dengan keluarga, atau bersosialisasi di masyarakat? Semuanya saya serahkan pada Anda untuk menjawabnya sendiri. Karena untuk memenuhi semua kegiatan yang ingin Anda lakukan, Anda hanya punya waktu 4 jam sehari. Jadi, Anda perlu menetapkan prioritas dalam menjalaninya.

Syukurnya Tuhan telah menganugrahi wanita GPS untuk mencapai destinasi kehidupan kita. GPS tersebut berbentuk naluri. Tak salah jika Anda mengasah terus nalar Anda seperti para pria, tapi jangan kerdilkan kepekaan naluri Anda.  Karena ada satu kata mujarab, yang bisa dipakai dalam menghadapi semua persoalan kehidupan : “Ikuti kata hati!”

Bunda ngebet pingin sekolah!


Setelah digadang-gadang sejak tahun 2007-an, akhirnya tunjangan kinerja terealisasi juga tahun 2012 ini. Alhamdulillah!
Tapi cerita yang jatohnya basi tersebut bukan yang akan saya bahas sekarang. Saat ini saya berencana untuk menulis sesuatu yang lebih basi lagi (Hahaha...), yaitu bagaimana saya, dan banyak teman-teman lain yang kecele', salah strategi akibat sesuatu yang manis namun tidak pasti tersebut.
Akibat gossip tentang remunerasi, banyak teman yang ga ambil sekolah.

Fakta: ternyata yang sekolah sepanjang 2012, tetap dibayarkan tunjangan kinerjanya.

Gossip: kalau dibayarkanpun hanya sebesar maksimum fungsional umum, yaitu maksimum grade 5.

Fakta: dapetnya grade 6, lumayaaaaannnn bangetz

Dampaknya: persaingan mendapatkan beasiswa BPS APBN semakin ketat, karena perubahan sistem pemberian beasiswa. Kalau sebelumnya masih mendahulukan senioritas, dengan pertimbangan umur. Hal ini didasarkan pada syarat penerima beasiswa S2 yang maksimum 35, S3 maksimum 42 tahun. karena target umur inilah yang tuir-tuir diprioritaskan. Sekarang, siapapun boleh daftar tinggal berani bersaing dengan IPK masing-masing. Siapa yang paling gede IPK-nya dia yang dapat. (Yang tua dan IPK-nya STD (=standar ;))kelaut ajah....
Kalau dulu ketakutan ga dapet tunjangan kinerja membuat pasar persaingan lebih longgar. tapi karena sekarang tetap dapet, jadinya udah ga ada restriksi lagi. (Ternyata bukan perdagangan aja yang memasuki pasar bebas, beasiswapun semakin bebas euy!)

Kalau kata ShowImah: "Trus, masalah buat Lo?"

Jawabku: "Ya eyalah, secara ya.. dulu waktu masih junior ngelamar beasiswa saingannya yang tuir-tuir jadi ga malu bawa transkrip IPK (masih berani bersaing hehe. Sekarang pas udah pantas disebut senior (dilihat dari rasio uban dan kelebaran kening), eh patokannya IPK" (mati deh kalau sekarang bersaing ama anak baru yang IPK-nya ampir 4. #tepokjidat.com)

Tadinya mau sekolah biaya sendiri, tapi rugi:
1. tetep harus ngantor
2. tunjangan kinerjanya ga jauh-jauh amet ama yang tugas belajar tanpa ngantor ;(
3. keluar duit sendiri..hehehe
Kenapa ya jaman seperti tidak berpihak padaku, padamu dan pada orang seperti kita-kita yang banyak maunya tapi banyak komplennya...

Aku ingin sekolah...hiks

Tahu Diri


Seorang turis memasuki sebuah toko antik yang sangat tua. Sebagaimana tokonya ternyata pemilik toko itu juga sudah sangat tua. Ia memperhatikan seisi toko dengan penuh decak kagum.
“Dari semua benda antik yang pernah kulihat di seantero negeri, nampaknya toko anda ini benar-benar berisi benda-benda yang luar biasa,” ujar turi itu sambil terus mengamati tengkorak yang sudah susut, binatang yang diawetkan dan fosil-fosil tumbuhan. “Tapi, kalau boleh saya tahu, menurut Anda benda apakah yang paling aneh dari semua ini?”
“ Hmmm, menurut saya barang yang paling aneh dalam toko ini... tidak salah lagi, pasti itu saya sendiri!

Capailah Keberhasilan Bukan Kesempurnaan


Capailah Keberhasilan Bukan Kesempurnaan

PERFEKSIONISME YANG KETERLALUAN BENAR-BENAR BISA MEMEROSOTKAN KEMAMPUAN DAN MENGHAMBAR KEBERHASILAN. Seorang psikiater mencoba memaparkan bagaimana mengatasi kebiasaan yang menghambat diri sendiri ini.Disarikan dari David D Burns, MD

Sebuah studi tentang produktivitas, dimana sekelompok salesman dengan tingkat penghasilan yang beragam diteliti. Dari sekelompok orang tersebut ternyata 40% merupakan orang yang perfeksionis. Apakah mereka lebih berhasil? Ternyata jawabannya adalah tidak.
Orang-orang perfeksionis menunjukkan gejala kegelisahan dan tekanan jiwa dalam hidup mereka, dan sedikitpun tidak terbukti mereka mendapatkan uang yang lebih banyak dibandingkan yang lain.
Pada kenyataannya, rasa putus asa dan tekanan yang kerap kali mengganggu kaum perfeksionis bisa menyebabkan merosotnya kreativitas dan produktivitas. Sebuah penelitian oleh ahli psikologi Universitas Bagian Pennsylvania menemukan bahwa para atlet yang memenuhi syarat untuk menjadi peserta Olimpiade kurang bernafsu menetapkan standar perfeksionitas, dibandingkan mereka yang gagal. Para atlet yang berhasil cenderung menganggap penting kegagalan prestasi mereka di masa lalu, sementara lainnya terlalu memacu diri sendiri sampai tingkat panik dalam pertandingan.

Arti perfeksionitas
Apa yang dimaksudkan dengan perfeksionitas?
Kaum perfeksionitas adalah orang yang berusaha mati-matian mencapai sasaran kesempurnaan yang mustahil, dan mengukur nilai diri mereka sendiri dalam mencapai keberhasilan. Akibatnya, mereka merasa takut menghadapi kemungkinan gagal. Mereka merasa dikejar-kejar, sehingga pada saat yang sama mereka tidak akan mendapatkan imbalan apapun dari yang mereka capai.
Bukti menunjukkan bahwa perfeksionis yang keterlaluan bukan saja tidak sehat, tapi juga menimbulkan kekacauan jiwa, seperti: merasa tertekan, kegelisahan dan stres. Selain itu juga merugikan diri sendiri; dalam hal produktivitas, hubungan pribadi dan penilaian diri sendiri.
Kita perlu meninjau mengapa orang yang perfeksionis begitu rentan terhadap kekalutan emosi dan cacatnya produktivitas. Salah satu alasannya adalah karena mereka memikirkan kehidupan dengan sikap yang tidak logis dan salah bentuk (distorsi).
Barangkali distorsi yang umum terdapat di kalangan kaum perfeksionis adalah cara berpikir: “semua atau tidak sama sekali”.
Distorsi lain adalah keyakinan bahwa peristiwa negatif akan berulang tak ada habisnya. Sehingga ketika melakukan kesalahan, yang dilakukan bukannya mengintrospeksi, tapi malah frustasi. Sikap ini sama sekali tidak mendukung orang untuk menjadi sukses.
Akibat suatu sikap yang kemudian berkembang menjadi sifat, perfeksionitas akan membawa seseorang dirongrong rasa kesepian dan gangguan dalam hubungan pribadi. Karena perfeksionis akan membentuk kekerasan hati, yang semuanya berawal dari tuntutan kesempurnaan. Baik dari diri sendiri juga dari orang lain.
Menjadi orang yang realistis
Cara untuk mengatasi sifat ini adalah dengan membuat daftar keuntungan dan kerugiannya.
Keuntungan yang mungkin bisa didapat adalah: Terkadang bisa menghasilkan pekerjaan yang luar biasa.
Kerugiaannya adalah : Satu, membuat tegang dan gelisah, sehingga malah tidak menghasilkan apapun. Dua, tidak berani mengambil resiko apalagi untuk pekerjaan kreatif. Tiga, menghalangi orang untuk menciptakan sesuatu yang baru. Empat, membuat orang mencela dirinya sendiri, sehingga tidak bisa menikmati hidup. Lima, tidak pernah santai, karena selalu menemukan sesuatu yang tidak sempurna. Enam, membuat tidak toleran terhadap orang lain, sehingga sering dicap sebagai pencari kesalahan.
Sebaiknya yang kita incar bukanlah “terbaik’ tapi “baik’. Karena “terbaik” hanya akan tercapai satu kali seumur hidup. Jika kita terus berusaha mencari “terbaik” maka yang kita akan temui adalah kegagalan.
Mengapa orang yang perfeksionis lebih sering menghadapi hambatan dalam melakukan pekerjaannya? Itu karena mereka lebih memusatkan perhatian pada kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Mereka melewatkan hidup dengan membuat daftar kesalahan dan kegagalan, sehingga kadang takut untuk memulai sesuatu. Cobalah untuk menikmati pujian orang lain, menyadari kenyataan bahwa teman Anda tidak memusuhi Anda karena tulisan Anda tidak menjadi best seller, misalnya. Pusatkan perhatian secara proporsional. Bahwa Anda punya hal negatif yang bisa Anda substitusikan dengan hal yang positif. Perhatikanlah sekeliling Anda, apakah dinding itu bersih sempurna, artis itu cantik sempurna? Apakah ada di dunia ini ada yang sempurna. Buat apa kita menuntut diri kita sendiri menjadi sesuatu yang tidak pernah ada di dunia ini.

Pahlawan Hiduplah Lagi...


Pahlawan Hiduplah Lagi...

“Bun, pahlawan itu apa sih?” tanya Jaka suatu hari.

“Emhhh, pahlawan itu orang yang telah berjuang membela negara kita..jadi kita bisa hidup dengan damai sekarang..” , jawabku sambil berharap dia mengerti apa yang ku maksud.

“Aku tahu, kita harus mendoakan para pahlawan kita kan, Bun?”, tanyanya lagi dengan gaya bahasanya yang khas. (Bagi yang pernah kenal Jaka pasti bisa membayangkannya, memasang wajah serius, meletakkan tangan di pinggang, sambil menatap mata tajam-tajam)

Aku mengangguk tanda setuju.

“Kita harus mendoakan para pahlawan supaya mereka hidup lagi kan, Bun? Supaya mereka bisa berjuang lagi membela negara kita supaya hidup damai? Betulkan, Bun?”

Ceglukkk... Deziggg..Maksud loh? Tuh, anak kecil aja tau kalo sekarang belon damai...pissss ahhh

NB: PR buat Bunda memberikan jawaban yang tepat dan dimengerti tanpa jadi salah kaprah.

Ada usul?

Dibuat: 9 Juni 2009
Conversation ini terjadi ketika Jaka sering melihat berita di TV tentang Pahlawan Reformasi dan kejadian Trisakti. Bukti kalau anak adalah spons bagi apapun...

BELAJAR MASAK


Menjadi Fasilitator Anak, episode: "BELAJAR MASAK" 

Anak-anakku sudah menunjukkan minat yang sangat besar pada masak-memasak. Banyak teman yang berpandangan nyinyir pada kami. Betapa kami begitu serius menanggapi indikasi tersebut, padahal ketiga anak kami adalah laki-laki. Dimulai dengan menerangkan secara serius jika mereka bertanya (tentu dengan bahasa yang sederhana), langkah selanjutnya adalah membelikan alat masak mainan yang lengkap, mulai dari kompor, panci, penggorengan, pisau dan lainnya yang terbuat dari plastik, jadi mereka bisa’masak’ dengan aman. Dengan itu mereka bisa menduplikasi kebiasaan ibu-bapaknya ketika bekerja di dapur. Karena ketika aku lagi sibuk di dapur, mereka biasanya repot nanya-nanya, sampai kadang ’maksa’ bantuin metikin sayur, ngupas bawang, potong-potong sayur atau apalah. Itu kurang lebih 2 tahun yang lalu, ketika umur anakku 5 dan 4 tahun.

Namun agaknya keingintahuan mereka tidak terpuaskan dengan sekadar mainan. Sekarang mereka memaksaku untuk membiarkan mereka menggoreng telur, memegang mixer, atau mengaduk sayur. Sebagai orang tua aku tahu aku harus membiarkan mereka belajar, tapi agaknya terlalu dini membiarkan mereka masak sendiri.Banyak hal yang belum mereka kuasai yang bisa membahayakan. Jadi pas dapet honor dua bulan lalu aku belikan mereka kompor mini. Kompor beneran dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Dan walahh, mereka bahagia sekali bisa makan makanan yang mereka masak sendiri. Mainan zaman dulu yang bisa berguna untuk masa depan anak-anakku.

Ditulis: 9 Juni 2009

Dilema Mendidik Anak


Terlalu banyak belajar dan kurang bermain dapat membuat Perkembangan Anak Terhambat.

Boleh dikatakan anak-anak zaman sekarang hampir tidak punya waktu untuk bermain. Sesudah selesai sekolah, anak masih belajar banyak. Les bahasa asing, matematika, piano, menyanyi atau kesenian lain dan tentunya belajar untuk ulangan atau mengulang pelajaran sekolah. Padahal anak-anak perlu bermain. Permainan meniru orang seperti masak-masakan, dokter-dokteran, atau astronot dan lain sebagainya, sangat penting untuk membantu anak belajar cara berteman dan mengembangkan imajinasi, begitu menurut sebuah studi University of Plymouth.

Grup orang tua mendukung temuan studi ini dan mengingatkan, anak-anak didorong kedalam pendidikan formal pada umur yang terlalu muda. Studi yang diterbitkan Economic and Social Research Council ini menghimbau agar anak-anak diberi banyak waktu untuk bermain di luar ruangan di sekolah.

Studi menyimpulkan, kelas tidak selalu dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak umur 4-5 tahun padahal anak-anak pada usia ini perlu belajar berteman dan menggunakan imjainasi mereka lewat permainan peran. Kurangnya waktu dan tempat, keinginan untuk memberikan berbagai pengajaran, membuat anak tidak punya kesempatan untuk bermain toko-tokoan, bajak laut, dokter-dokteran dan lain sebagainya. Padahal cara pembelajaran terbaik untuk anak-anak usia muda adalah lewat permainan.

Studi menemukan, permainan peran pada anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan Anak perempuan lebih menykai permainan yang berhubungan dengan urusan rumah tangga. Anak laki lebih menyukai permainan aksi seperti menjadi polisi, penjahat atau super hero. Studi menyarankan lebih banyak permainan luar ruangan sehingga anak mempunyai lebih banyak pilihan dalam hal materi, lokasi dan teman bermain.



Comment Emak:

SETUJU!!!!! 

Betul banget, sayangnya kita terbentur pada paradigma bahwa anak zaman sekarang harus lebih maju daripada orang tuanya. Jadi yang dilakukan adalah pembibitan sejak dini, hal itu membuat bangga orang tua.

Walau pun sudah banyak membaca tentang bahayanya mencekoki anak terlalu dini, tapi kadang takut juga anakku menjadi tertinggal di bandingkan teman-temannya yang lain. Tapi mungkin studi diatas sedikit bertolak belakang dengan teori yang mengatakan tentang periode emas pertumbuhan otak anak yang justru pada usia anak sangat dini.

Sebagai ibu yang pernah mempelajari teori tersebut, saya berkesimpulan bahwa untuk mendidik anak maka harus sejak sangat muda, karena daya serapnya masih sangat tinggi. Namun begitu, saya sangat menyadari betapa menderita anakku saat kami memaksakan diri agar anak-anak dapat memuaskan harapan kami yang mungkin terlalu tinggi. Karena banyak anak-anak lain dengan umur yang jauh lebih muda dapat menguasai hal-hal yang luar biasa. 

Jangankan dengan pemain drum berusia 3 tahun, dengan anak yang sudah dapat bernyayi pada nada yang tepat saja, kami sangat iri sekali.
Jadi satu hal yang perlu digaris bawahi oleh setiap orang tua, bahwa perkembangan tiap anak itu berbeda. Minat dan kemauannya juga berlainan. 

Jadi sebagai orang tua, yang bisa kita lakukan adalah memfasilitasi secara maksimal, dengan membuka semua peluang bagi anak untuk menyadari sendiri minat dan ketertarikannya akan sesuatu. Biar dia sendiri yang menentukan mana yang ingin diperdalami. Setelah itu tugas kita adalah membimbingnya agar dapat mencapai kebanggan untuk diri sang anak sendiri, setelah itu otomatis kita pun akan merasa bangga. Bukan hanya karena kemampuannya tapi karena anak kita yang bahagia.


Salam Emak!
 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang