Kamis, 07 Februari 2013

IMBO


Emang nasib jadi anak bungsu, kerjaannya disuruh eksyen terus...abis lutuuuuuu... mudah-mudahan kakak-kakaknya gak jeles ya?!

Ini anak ketigaku, namanya Raka Mahatma Putra Wajdi. Tapi nama ini belum diresmikan, soalnya belum punya akta lahir..(tega beneerr ortunya, mentang-mentang anak diluar ASKES). Sampai saat ini masih jadi perdebatan, lantaran banyak yang nggak setuju namanya. Jadi sampai sekarang hampir setiap orang punya sebutan masing-masing. Bunda manggilnya Imbo. Mama Bulan manggilnya Bocil. Niay manggilnya Muhammad Kindy...Jadi lieur euy



(Postingan ini merupakan hasil import dari blog saya yang lain. Ini adalah postingan tanggal 4 Juni 2009. Jadi 2 tahun yang lalu. Sekarang nama anakku sudah resmi RAKA MAHATMA PUTRA WAJDI. Dan sudah disahkan oleh negara dalam bentuk surat AKTA KELAHIRAN!; Alhamdulillah...)

The Heartbreak Mended Confession


“M’Husband, I’ve committed an irreversible sin.” She sit next her husband.
His face look blank. He don’t know what to say. Every single word where stored in his mouth imperil both of them.

She is still waiting for a reaction.

“So what d’you want me to do?”

“Don’t you wanna know what kind of sin is it?”

“My dearest, I’m too afraid to know it, I guess it’s better unknown.”

“ But, if I’m not admit it to you I’m afraid, I’ll carry that burden with me along my life...”

“The sin sounds dire, it makes me sure not to know, honey...”. He look his face away.

“I don’t wanna bends ears you. I want your own willingness..”

“What kind of man who is ready to hear treason from his beloved wife?”

“But you have to know, so i wouldn’t be a self-appointed, so I can present you a robust, healthy and upright children. The product of my sin..?”

“What?? What d’you mean by product of your sin. You are not going to tell me that...” He look at his wife with big eyes and blood-red face.

“I’m not gonna tell you a thing, unless you ask me to..”

“Why you make this not easy?. Don’t blame me if I cant help my self to act differently!”

“I expecting you to do so...”

So he kneel down with nonexistent heart, be prepare for the worst. “ Ok, I’m ready, but make it fast. I’m not sure that I can manage my heartbeat.”

She put his head onto her thigh, she caress his hair. Then she whisphers the confession: “Honey, you are diabolic, don’t you realize that you are torturing me all this time.”

He cries, his body shaking. ”I’m sorry ...if that the reason to betraye me, then I’m really sorry...”

“You know what, you are so beatiful, so I can’t take my eyes away from you, I can breath without you by my side, and I’m not sure that I can live this life without your love...So, forgive me to love you that much, so I cast you into my prison. I admit that I love you and the children more than anything on this earth..That is the sin I want to confess you”

He grab her tightly, “You know what, I like this kinda sin...I LOVE YOU TOO, sorry to hide my sin from you too”.


dedicated to my husband, and my children
My first english story and first theme I could imagine is about loving you all so muc
h...

Nasihat yang Tidak Memuaskan


Aku sempet ngobrol ngalor ngidul ama roommate waktu diklatpim IV. Biasa, masa-masa cerita yang nggak ngejuntrung gitu. Apalagi aku! Secara, ember bocor... ngomooooong aja nggak ada matinya. Sampailah akhirnya aku ceritain juga tentang “renungan di bemo”. Saat aku bercerita, dia cuma memangku tangannya terdiam dan tanpa terlihat keinginan untuk berkomentar. Aku mulai tanggap. Kayaknya topik ini nggak menarik buat dia, dan aku pun menghentikan topik tersebut dan membicarakan hal yang lain. Sesaat kemudian si dia sudah ketawa-ketiwi. Ah, ternyata emang si dia nggak tertarik topik berat khas ibu-ibu. Secara si dia masih single dan belum ngerasain yang namanya jadi ibu dan istri. Dan sejak itu aku nggak pernah ngomongin masalah-masalah berat ama si dia. Sampai suatu ketika dia menarik tanganku ke pojok kamar, sambil suara pelan.

“Mbak, sebenarnya aku juga pingin nikah.”

“Ya, semua orang juga dong.. kamu juga pasti kan? Makanya mumpung ada yang naksir tuh, langsung embat, nanti lewat!”, dengan gaya banyolan ku aku mencowel pipinya sedikit. 

Dia tersenyum tipis. “Aku tuh gampang naksir cowok Mbak. Tapi, kalau ama dia aku kok nggak sreg ya?” Dia meremas guling yang dipegangnya. “Aku inget omongan Mbak kemarin, betapa suami-istri itu saling bekerjasama tanpa itung-itungan. Mbak begitu meneladani Mama-Papanya Mbak. Kalau aku Mbak, aku nggak punya contoh seperti itu. Justru contohku kebalikan dari Mbak. Ibu dan Ayah malah saling itung-itungan, mengkotak-kotakkan kewajiban. Aku jadi takut salah milih pasangan Mbak. Aku nggak mau kehidupan keluargaku nanti seperti itu. Gimana caranya tahu apakah kita itu memilih pasangan yang tepat atau tidak?” Dia menatap mataku dalam.

Tanganku yang kedinginan karena AC yang nggak bisa dikecilin, digenggamnya penuh harap. Aku melenguh. Susah, karena yang tahu jodoh, rejeki dan maut itu hanya Allah. Aku ya nggak tahu, dan untuk kali ini karena subjeknya super serius, aku nggak mau asbun seperti biasanya. “Terus dari mana Mbak yakin kalau Mas Acul itu jodohnya Mbak?”


“Kalau kenapanya aku sendiri nggak tahu, prosesnya panjang dan itu terjadi karena fenomena alam.” (Apaaaaa lagi? Fenomena alam? Maksudnya semuanya berjalan secara alamiah dan apa adanya). “Tapi ada tiga yang aku ingat dari nasihat orangtua, ada tiga ciri-ciri jodoh kita. Yang pertama, tiba-tiba persoalan hidup bermunculan, tapi semuanya selesai dengan begitu mudah. Yang kedua kami sama-sama mengeluarkan tabiat buruk tapi kami berdua bisa memakluminya. Yang ketiga rejeki akan terasa lancar. Dan pada saat itu sepertinya semua berjalan seperti air mengalir, rejeki kami tercukupi, masalah bisa dilalui bersama, dan kami menahan diri akan kekurangan masing-masing, jadi inilah buktinya. Kami sudah menikah dan dikaruniai tiga orang anak!”

“Kesimpulannya, aku harus nunggu sampai jodoh itu datang ya.”


“Nggak juga. Kayaknya kita juga harus berjuang. Lagi pula Siti Khadijah duluan kan yang ngelamar Nabi Muhammad.” 


“Aku juga pernah Mbak nyatain ke ikhwan, tapi ditolak katanya dia udah seneng ama orang, dan ternyata cewek itu sahabat aku sendiri.”


“Ya, nggak perlu disesali, Itu namanya bukan jodoh. Berjuanglah, buka hatimu lebar-lebar, kalau sekarang kamu ngerasa nggak sreg jangan tutup hati, siapa tahu ada hal lain yang bisa membuatmu berubah pikiran..”


“Masalahnya yang membuatku nggak sreg adalah yang mendasar, dia nggak taat ibadah Mbak. Aku ingin laki-laki yang bisa membimbing aku dalam agama lebih baik.”


“Nggak ada yang bisa kubilang lagi, selain teruslah berdoa dan berjuang. InsyaAllah perempuan baik-baik akan dapat laki-laki yang baik pula.” 

Dadaku terasa sesak. Mulutku selalu berbusa-busa, bicara berapi-api tentang masalah cinta. Tapi, kalau masalah ini aku nggak bisa berkutik. Mati kutu! Pasti deh jawabanku mengecewakannya...Maaf ya!



Aku sangat sadar ketika seorang introvert membuka sedikit celah, yang diharapkannya cahaya yang memuaskan dahaganya. Namun apadaya terkadang dia membuka disaat malam kelam, sehingga tak ada seberkaspun yang bisa melongoknya. Dengan sangat kusesali aku tak bisa membantunya sedikitpun masalah ini. Aku tahu, masalah jodoh bukanlah hal yang mudah untuk diselesaikan. Kadang kita terjebak rayuan para dukun untuk bisa menerawang masa depan. Kita merasa tidak aman untuk masa ini.
Dik, jangan kau tersiksa dengan perasaanmu, justru giringlah hatimu agar semakin dekat kau dengan-Nya. Dia tidak buta dan tidak tuli, InsyaAllah Dia selalu mendengar doamu. Teruslah meminta. (Dedicated to my young friend...) 

Renungan di Bemo Bima


Aku merengut sebal. Tiga kantong plastik besar yang kupangku berhasil membuatku stres. Belanja pas jam bubaran anak sekolah gini emang bikin repot. Harus dengerin anak-anak ABG cekakak-cekikikan, harus ngetem lama depan sekolahan, harus nahan sebel di cerewetin kernet  yang nyuruh geser-geser, seakan-akan tidak ridha membiarkan sedikitpun celah sia-sia. Alhasil, aku harus rela saat dia menyuruhku memangku semua barang belanjaanku. Capek dehh!

Kalau udah sebel gini, biasanya aku langsung nyari kambing hitam. Dan kambing hitam yang kutuduh sekarang adalah suamiku, ya suamiku. Coba kalau dia rela menyisihkan waktunya sebentar untuk mengantarku ke belanja bulanan, aku kan nggak akan menderita begini. Sementara aku tidak pernah diijinkan bawa kendaraan sendiri. Jangankan bawa mobil, motor aja hanya untuk wilayah sekitar (kayak adzan maghrib aja yah?). Huhh, padahal yang namanya belanja bulanan itu kan bukan sedikit. Secara, anaknya tiga orang tukang minum susu formula semua. Belum ini-itunya. Huhh, kembali aku mengeluh. Ya, Tuhan kenapa hidupku menderita begini sih? Padahal dulu aku bercita-cita ingin hidup bahagia ever after, kayak dongeng cinderella gituh. Boro-boro mengarungi samudera, membelah badai, cuman dimintain nganter ke supermarket aja suamiku nggak bisa luangin waktu. Perasaan kecewa menjalar hebat di hatiku. Berbagai kekurangan dan kesalahan suamiku yang lain tiba-tiba muncul seperti efek domino.


Kupandangi kantong-kantong plastik yang bergerak dan bergemerisik seirama putaran roda bemo* (di Bima sebutan untuk kendaraan umum adalah bemo, bentuknya ada yang seperti mikrolet ada juga yang seperti oplet, saat ini kebetulan saya dapat yang bentuknya oplet). Baru saja kemarin kami menerima gaji. Duapertiganya telah berpindah tangan ke kasir di supermarket sesaat lalu, satu pertiganya disimpan untuk bayar rekening, habis deh! Jadi, untuk makan aku mengandalkan tambahan-tambahan lain yang dicari dengan susah payah oleh aku dan suami. Ups, susah payah! Ya, aku ingat betapa susah payahnya suamiku selalu berusaha mencari tambahan demi memenuhi kebutuhan kami. Walaupun begitu sibuknya dia bekerja dia tidak pernah mengeluh saat aku minta bantuannya untuk memandikan anak, mencuci piring atau hanya sekedar untuk menyiram bunga.

Pendapatan kami berdua sebagai pegawai negeri yang baru netes, belum mencukupi kebutuhan kami. Sehingga, kesepakatan keuangan kami untuk membuat rekening bersama. Saat ini kami tidak memisah-misahkan penghasilan kami. Semua kami pakai untuk kami, bukan untuk ayah saja, bunda saja atau anak-anak saja. Jadi belum ada tuh, istilah uang laki-laki, uang perempuan. Tapi, uang KAMI! Jadi, kesepakatannya bahwa semua pendapatan yang diterima harus masuk kas bersama dulu, baru dialokasikan. Hal ini karena diatas kertas kebutuhan kami lebih besar dibandingkan dengan pendapatan tetap yang bisa kami peroleh per bulannya. Sehingga bila ada uang tambahan kami harus pandai-pandai mengelolanya. Dan sudah dipastikan suamiku selalu jujur akan pendapatannya, bahkan tips yang hanya beberapa puluh ribupun dia pasti melaporkannya padaku. Kini terjawab sudah rasa penasaranku yang muncul bertahun-tahun lalu, ketika aku masih anak kecil. Saat itu aku sempat tidak mengerti kenapa Mama dan Papa bisa menjadi begitu kompak. Mereka berasal dari dua latar belakang yang berbeda. Mama berdarah Sunda, Papa berdarah Sumatera. Sama sekali tidak ada pertautan darah, tapi mereka bisa bersatu saling melepaskan nama mereka demi panggilan mama-papa. Nggak pernah itung-itungan dalam membiayai kami, bekerjasama hingga kami bisa besar dan berhasil sampai saat ini. Ahh, kalau aku begitu kagum pada keikhlasan orangtuaku, kenapa aku harus mempertanyakan keikhlasan suamiku dan keikhlasan aku terhadap anak-anakku. Aku rela berdesakan dalam bemo demi anak-anak dan keluargaku. Suamiku rela dicemberutin istrinya karena bekerja keras mencari nafkah untuk anak-anak dan keluarganya. Kami semua bersinergi untuk satu tujuan. Dan kenapa aku harus sebal, toh, sebentar lagi bemoku sampai. Sedangkan perjalananku mengantar anak-anak menuju kesuksesan masih jauh. Aku nggak boleh kalah sama Mama dan Papa. Aku harus lebih sukses dari mereka. Anak-anakku harus lebih hebat dari kami. Dan kami harus berjuang lebih keras demi mereka!

I Love You Ayah..

Bandung 23 Desember 2008-12-23

Fatimah Az-Zahra pun Mengeluh


Saat memasuki kehidupan pernikahan, pandangan hidup, cara berpikir dan tujuan hidup wanita cenderung  berubah. Dalam waktu singkat wanita akan menyadari bahwa menikah ternyata tidak berisi kebahagiaan dan ketenangan saja, tapi ada tanggung jawab yang besar dan juga berat disana. 
Sesaat setelah menikah, wanita menyadari bahwa beban yang ditanggung bukan saja urusan dirinya sendiri, tapi juga urusan suami, urusan anak, bahkan urusan keluarga besar suaminya pula.
Urusan yang banyak tersebut sudah pasti memakan sebagian besar waktu para wanita. Namun bagaimanapun, wanita membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Tapi tidak banyak wanita yang berani berinvestasi dengan meluangkan “me time”. Bagi sebagian wanita, “me time” mustahil dapat dinikmati, jika tanggungjawab  rumahtangganya terus menghantui. Seringkali kejenuhan terasa menyiksa dan membuatnya tersudut ke suatu titik yang menyesakkan.
Apakah anda pernah merasakannya? Apakah anda merasa sangat berdosa untuk berpikir seperti itu?
Oo, tidak usah teman, karena ternyata penghuni surga seperti Fatimah Az-zahrapun pernah mengeluh tentang beratnya mengurus rumah tangga. Apakah anda ingin tahu apa yang terjadi jika Fatimah mengeluh?
Mari kita simak ceritanya, semoga ada ibroh bagi kita semua.
FATIMAH AZ-ZAHRA PUN MENGELUH
Suatu hari Rasulullah SAW menyempatkan diri berkunjung kerumah Fatimah Az-zahra. Setelah mengucap salam, Rasulullah masuk dan mendapati Fatimah tengah menangis sambil menggiling syaiir (sejenis gandum ) dengan penggilingan tangan dari batu.
Seketika itu Rasulullah bertanya kepada putrinya. “Duhai Fatimah, apa gerangan yang membuat engkau menangis? Semoga Allah tidak menyebabkan matamu berderai.”
Fatimah menjawab, “wahai Rasulullah, penggilingan dan urusan rumah tangga inilah yang menyebabkan ananda menangis.” Rasulullah SAW duduk disisi Fatimah sambil mendengarkan. Fatimah berkata lagi, “sudikah kiranya Ayah meminta kepada Ali, suamiku, untuk mencarikan seorang jariah (hamba perempuan) untuk membantuku menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan rumah?”.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun Rasulullah bangkit, diambilnya sejumput syaiir dan diletakkan diatas penggilingan sambil mengucapkan basmallah. Dengan izin Allah, penggilingan itu berputar sendiri. Selama penggilingan itu berputar Rasulullah tak henti bertasbih. Hingga ketika syaiir itu hampir habis, berkatalah Rasulullah, “ berhentilah berputar dengan izin Allah”.
Dengan izin Allah, penggilingan itu berkata dalam bahasa manusia, ” Ya Rasulullah, demi Allah yang telah menjadikan Tuan sebagai nabi dan rasul-Nya. Kalaulah Tuan menyuruh hamba menggiling syaiir dari timur hingga ke barat, niscaya akan hamba lakukan. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT:
Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu, keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkannya dan mereka mengerjakan apa yang dititahkannya’. 
Maka hamba takut kelak hamba menjadi batu dineraka.”

Setelah mendengar hal itu, bersabdalah Rasulullah, ”bergembiralah, karena engkau adalah salah satu mahligai Fatimah Az-zahra didalam surga!”.

Mendengar kabar baik itu bergembiralah sang penggilingan batu. Rasulullah memandangi putrinya seraya bersabda, “jika Allah menghendaki, niscaya penggilingan itu akan berputar untukmu. Tapi Allah menghendaki, dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan-Nya beberapa kesalahan. Sesungguhnya saat seorang wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya, Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dalam setiap gandum yang tergiling Allah menuliskan SATU kebaikan dan mengangkatnya SATU derajat "

Kemudian Rasulullah meneruskan nasehatnya, ”wahai Fatimah, wanita yang berkeringat, ketika wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya,  Allah akan menjadikan jarak antara wanita itu dengan neraka sejauh tujuh parit.  Wanita yang meminyaki, menyisiri rambut anaknya, serta mencuci pakaian suami dan anaknya, maka Allah memberi pahala seperti orang yang memberi makan seribu orang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang telanjang”.  Rasulullah SAW masih meneruskan nasehatnya, ”wahai Fatimah, yang lebih utama dari semua itu adalah keridha’an suami terhadap istrinya. Jika suamimu tidak ridha, aku tidaklah akan mendoakanmu. Tidakkah engkau ketahui, ridha suami adalah ridha Allah SWT, dan kemarahannya adalah kemarahan Allah SWT?”.

Dengan pandangan lembut ia menatap Fatimah, menunggu reaksi sang buah hati. Namun Fatimah masih terpekur diam. Rasulullah menghela nafasnya sejenak, lalu melanjutkan nasehatnya. “Apabila seorang wanita mengandung, maka beristigfarlah para malaikat karena  Allah mencatat tiap hari sebagai seribu kebaikan dan menghapuskan seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit karena akan melahirkan, Allah akan mencatat seperti pahala orang-orang yang berjihad. Apabila ia melahirkan, hilanglah dosa-dosanya sesuci keadaan saat ibunya melahirkannya. Apabila ia meninggal dalam melahirkan, ia pergi tanpa dosa sedikitpun. Kelak ia akan mendapati kuburnya tersebut sebagai taman-taman surga. Dan Allah mengkaruniakan pahala seribu haji dan seribu umrah. Dan beristigfarlah seribu malaikat untuknya dihari kiamat.”

Fatimah  semakin menundukkan kepalanya, nasehat sang ayahanda membuat dirinya bergetar. Gema istigfar memenuhi ruang dadanya.

 ”Wahai Fatimah, wanita yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta dengan niat yang benar, maka Allah SWT menghapuskan dosa-dosanya. Lalu Ia akan dipakaikan seperangkat pakaian hijau, dan dicatatkan untuknya seribu kebaikan untuk  setiap helai bulu dan rambut ditubuhnya. Wanita yang tersenyum dihadapan suaminya, maka Allah memandangnya dengan pandangan rahmat. Wanita yang menghamparkan alas untuk berbaring atau menata rumah dengan baik untuk suami dan anaknya, maka berserulah para malaikat untuknya. Teruskanlah amalmu, maka Allah telah mengampunimu dari dosa yang lalu maupun yang akan datang. Wahai Fatimah, wanita yang mengoleskan minyak pada rambut dan jenggot suaminya, serta rela memotong kumis dan menggunting kuku suaminya, Allah memberinya minuman dari sungai-sungai surga. Dan kuburnya akan menjadi taman di surga. Dan Allah menyelamatkannya dari api neraka, serta selamat dari titian sirotulmustakim.”

***
Subhanallah!
Masih panjang lagi nasehat-nasehat Rasulullah pada putrinya tercinta dalam kisah ini.
Jadi pertanyaan yang muncul dikepala saya setelah merenunginya adalah:

Apakah saya rela menebus segala keringanan akan beban hidup berumahtangga, dengan ganjaran Allah yang nikmat. Ganjaran Allah yang akan diberikannya pada ibu-ibu rumah tangga  seperti kita, baik di dunia maupun di akhirat. 

Semoga Allah meridha’i semua amalan kita. Amin!

Pernikahan Adat Sunda,"Ningali"


Biar nyambung ama postingan pernikahan adat Batak, makanya disamain judulnya, tapi ala bahasa Sunda. Maningkir=Ningali, red.
Hampir setiap daerah punya cara yang khas dalam melangsungkan pernikahan. Begitu pula halnya dengan Sunda. Berikut ini yang sempat Bunda rangkum mengenai pernikahan adat Sunda. Kuranglebihnya kita cermati kemudian ye..

Sehari sebelum acara perkawinan dimulai, dilakukan terlebih dahulu acara siraman terhadap kedua calon mempelai (secara terpisah) oleh kedua orang tua calon mempelai. Acara ini meliputi kegiatan; mandi kembang setaman, berjalan diatas tujuh helai kain samping dan pengajian sebagai ungkapan permohonan keselamatan. Acara siraman ini dimaksudkan sebagai tanda kasih sayang orang tua yang terakhir khususnya dalam memandikannya karena setelah berkeluarga diserahkan kepada masing-masing.
Lalu khusus untuk calon mempelai wanita dilanjutkan dengan acara kerikan yaitu pengerikan rambut-rambut halus di sekitar wajah (alis dan pipi) serta tengkuk calon pengantin wanita. Acara ini dipersiapkan untuk proses berhias agar “manglingi” ketika acara pernikahan. Kemudian acara pemberian cindera mata bagi calon mempelai wanita.

Setelah prosesi siraman selesai selanjutnya Upacara Ngeuyeuk seureuh yaitu acara pertemuan atau silahturahmi yang dilakukan oleh keluarga calon mempelai pria ke keluarga calon mempelai wanita. Tujuannya untuk silahturahmi dan berkenalan dengan calon menantu masing-masing. Dalam upacara ngeuyeuk seureuh ini, digunakan beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai simbol seperti perangkat alat makan sirih. Menurut adat maksudnya sebagai pembuka penghormatan kepada tamu yang dilakukan oleh para orang tua terlebih dahulu. Kedua mempelai diminta mengunyah lumat sirih yang diberi bumbu pinang, gambir, dan kapur sirih.
Di samping acara-acara yang penuh dengan simbol-simbol, masih banyak adegan yang harus dilakukan oleh kedua mempelai misalnya membelah pinang muda menjadi dua, membelah buah labu, membelah kuncup mayang jambe. Dan acara ini diakhiri dengan membuang sisa-sisa perlengkapan upacara yang telah digunakan di perempatan jalan.

Pada hari aqad nikah, calon pengantin laki-laki dan keluarganya disambut khusus dengan tarian silat yang dimainkan oleh penari wanita belia. Di depan pintu kedua orangtua wanita menyambut mempelai pria dan keluarganya dengan kalungan bunga melati untuk kemudian menghadap ke pak penghulu . Kemudian baru aqad nikah dimulai.

Setelah sah menjadi suami dan isteri tak bisa begitu saja masuk, ada lagi upacara yang harus diikutinya yaitu: upacara ketok pintu yang disertai dialog antara keduanya dengan bentuk tembang atau nyanyian sunda bersama musik pengiringnya, kemudian dilanjutkan dengan upacara nincak endog yaitu menginjak telur yang dilakukan oleh suami, lalu isteri membasuh kaki suaminya. Ini merupakan simbol bahwa si mempelai penganten itu akan memulai malam pertamanya dengan indah. Ketika melaksanakan malam pertama itu, si penganten harus benar-benar hati-hati dan tidak “grasa-grusu”, sehingga nantinya menghasilkan yang baik. Nincak elekan (menginjak semacam bamboo yang biasa dibuat suling) maksudnya hamper sama. Hanya saja ini disimbolkan kepada “wanita”, sedangkan telor, lebih disimbolkan kepada “pria”. Sedangkan membasuh kaki suami menunjukkan ketaatan seorang istri pada suaminya. Meuleum Harupat Kemudian melangkahi sebilah papan dan suami menyalakan pelita lalu membakar tujuh potongan lidi dari pohon enau yang kemudian itu dicelupkan ke dalam kendi berisi air yang dipegang oleh isteri. Setelah itu lidi dibuang ke empat penjuru angin (barat, timur, utara dan selatan). Maksudnya adalah membuang atau membakar sifat-sifat jelek yang ada pada diri manusia, seperti : iri, dengki, mudah tersinggung, pemarah, kikir, tamak dan sombong. Kemudian, Meupeuskeun kendi (memecahkan kendi), yang maknanya sama dengan akan melepasnya masa bujang dan gadis pada malam pertama.

Ada pula acara nyawer (menaburkan beras kuning, permen,uang receh ke atas) sambil dilantunkan kidung pepatah pengantin. Beras kuning, permen dan uang recehan adalah symbol keduniaan yang harus dicari oleh khususnya pihak laki-laki dan dipelihara oleh pihak wanita (isteri). Baru kemudian sepasang pengantin dipajang duduk bersanding dengan didampingi para gadis dan perjaka.
Setelah sawer kemudian dilakukan acara buka panto (buka pintu) yang dimaksudkan pembelajaran kepada pengantin dalam hal tata krama di rumah antara suami dan isteri.
Akhir dari acara adat pengantin sunda adalah acara “huap lingkung” yang berisi saling menyuapi dengan air minum, nasi kuning dan pabetot-betot bakakak (saling menarik ayam panggang) bagi yang dapat bagian terbesar dari ayam tersebut berarti akan mendapat rezeki yang . Pada acara huap lingkung inipun, dilakukan huap deudeuh dan huap geugeut yang artinya saling memberi sebagai tanda kasih sayang.

Sedangkan, Ngaleupaskeun Japati (melepaskan burung dara) dan Melempar kanjutkunang (melempar tas kecil terbuat dari kain) kepada yang hadir, melambangkan, bahwa kedua orang tua melepas penganten yang terakhir di keluarganya. Jadi yang dimiliki keluarganya dibagikan sebagai ungkapan rasa kebahagiaan atau pula sebagai tanda bahwa orang tua tersebut mengawinkan anaknya yang terakhir.

Pernikahan Suku Batak, "Maningkir"


(Maksa! Baru tahu kalo maningkir itu dalam bahasa Batak artinya menengok. Jadi maksud judulnya adalah ‘menengok Batak’. Gak ada tujuan SARA lho! Kiwkiw...)

Tanggal 8 April 2009 kemaren Bunda kedatangan orang Pusat yang mau ngelatih SPIK (Survei ...Indikator Khusus). Namanya Bapak B. Oloan. Dari namanya udah ketahuan tuh kalo dia orang Batak. Dia cerita kalo dia mau merit bulan mei ini dengan orang Bandung-Batak. (Maksuknya orang Batak yang gede di Bandung.) Kita semua kontan ngucapin selamat, eh yang dikasih selamat malah ngeluh: “abis duit nih...”
Lantaran baru kali ini ngeliat orang mau kawin malah bingung (selain yang ‘kecelakaan’ dan kawin paksa ya wkwkwk) kita semua jadi bertanya-tanya. Alhasil pelajaran hari itu lebih banyak ilmu pernikahan adat batak deyyy...

Secara lengkap, ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam prosesi pernikahan adat Batak. Pra Nikah, Upacara pernikahan dan Paska Pernikahan.
Dalam Pranikah ada lima langkah yang harus dilalui. (menurut pak Oloan, semua tahapannya bener-bener nguras kantong!)
Kelima langkah tersebut adalah:
I. Mangarisika, kunjungan utusan co secara tidak resmi ke tempat ce untuk penjajakan.
II. Patua Hata, menyampaikan secara resmi bahwa hubungan bermaksud memasuki jenjang pernikahan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan maka pihak orang tua pria memberikan tanda mau (tanda holong dan pihak wanita memberi tanda mata). Jenis barang-barang pemberian itu dapat berupa kain, cincin emas, dan lain-lain.
III. Marhori-hori dinding, pembicaraankan tidak resmi menyangkut rencana pernikahan oleh utusan kedua belah pihak, belum diketahui umum.
IV. Marhusip (berbisik), kelanjutan pembicaraan marhori-hori dinding tetapi sudah oleh utusan resmi, bahkan ada kalanya sudah oleh kedua pihak langsung. Pihak co datang pada pihak ce untuk melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah uang jujur (tuhor).
V. Pudun Saut. Pengesahan kesepakatan di Marhusip, acara yang dihadiri dalihan na tolu dan suhi ampang na opat masing-masing pihak. Disini pihak co sudah membawa makanan adat. (Kalo gak salah nangkep juga pada tahap ini, pihak co udah bawa uang yang telah disepakati.)
(Selengkapnya setelah Pudun Saut, ada langkah yang dinamakan Martumpol dan Martonggo Raja atau Maria Raja. Intinya adalah menyampaikan hasil persetujuan kepada pejabat gereja. Menyiapkan acara secara teknis dan non teknis. Memberitahu kerabat dan memohon izin. (Karena sangat erat dengan kegiatan gereja, mungkin untuk muslim step ini tidak ada, Bunda harus nyari referensi lagi nih..)
Prosesi Pernikahan..

Paska Pernikahan
Secara tradisi ternyata ada acara yang dilakukan paska pernikahan, biasanya dilakukan 1-2 minggu setelah pesta. Yaitu Paulak une dan Maningkir Tangga.I. Paulak Une. Setelah menjalani pernikahan pasutri ini, ditemani muda-mudi dan wakil pihak pria menjenguk orangtua pihak istri sambil membawa lampet (terbuat dari tepung beras yang dibungkus 2 daun bersilang). Jika pihak pria tidak berkenan pada pernikahan itu maka istri dapat ditinggalkan di rumah orang tuanya.

Comment: Untunglah bagian ini sudah banyak ditinggalkan karena menurut para tetua tidak sesuai ajaran agama, dimana pernikahan hanya dijadikan permainan, dan sesuatu yang sudah disatukan oleh Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia...(cie, cieee, bahasanya)
II. Manjaeha. Setelah beberapa lama pasutri menjalani hidup berumah tangga (kalau pria tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae, yaitu dipisah rumah dan mata pencarian.
III. Maningkir Tangga. Pihak orang tua perempuan menjenguk rumah (tangga anaknya) yang biasanya masih satu rumah dengan orang tuanya.

Comment: Karena kadang maksain harus sesuai adat, kadang maningkir tangga dimasukkan dalam susunan prosesi. Hal ini cukup banyak dikecam oleh para pemuka agama. Karena hanya menghamburkan biaya, tidak ada manfaatnya. Karena maksud yang sebenarnya, yaitu menjalin silaturahim dengan anak walaupun sudah berkeluarga justru tidak didapat. Suetuju...hal yang gak penting emang harus dieliminasi. Yang pentingkan hikmahnya, tul gak?


Wah sengaja Bunda gak nulisin panjang lebar prosesi pernikahan adat Batak-nya karena yang ingin Bunda tekankan justru di pranikah-nya. Kenapa? Karena yang terbersit dipikiran Bunda waktu denger kisahnya Pak Oloan itu adalah, betapa susahnya menikah bagi orang Batak. Sampai (maaf!) katanya kalo gak punya uang gak bisa kawin. Huhh! Kacian amat, amat aja gak kacian. Bahkan ada cerita kalo para tetua marga yang menjadi utusan (dalihan na tolu dan suhi ampang na opat), biaya begene-begitunya harus ditanggung ama yang punya hajat. Bisa dibayangkin?
Bunda juga gak tahu bagaimana yang sebenernya, karena Bunda gak pernah involved langsung. Bisa jadi ceritanya tiap orang Batak yang menikah juga berbeda, mungkin aja gak semuanya ngikutin adat kan? Tapi kalo yang Bunda denger ada konsekuensi apabila gak mau ngikutin adat, salah satunya dibuang dari marga. Wah untuk ngebahas itu kayaknya Bunda harus bikin postingan lain tuh...Nanti deh, Bunda survey dulu yah. Nanya-nanya ama orang Batak laen. Tapi mudah-mudahan gak jadi SARA ya. Cuma mempelajari secara objektif aja. Secara Bunda itu orang statistik yang harus mengambil sampel secara purposive.(Naon deui?) 

kutip "Yos Hendra " lagi..


Apa yang aku ingin tahu, adalah kedalaman hatinya. Pesona wajahnya membuatku bertanya, apakah hatinya seindah parasnya? Apakah hatinya mengiyakan hadirku? Ataukah aku hanya menjadi pelengkap baginya?" Entah aku tak tahu....Tapi yang pasti. Aku menulis bukan karena aku puitis. Aku menulis karena hati yang sedang menangis. Aku berkata bukan karna aku pujangga. Aku berkata karna hati yng sedang terluka





Sang rembulan semakin meninggikan cahayanya, sang awan hitam pu ikut menutupi cahayanya. Suara riuhpun kini tak terdengar lagi, teredam oleh larutnya malam. Kini diriku terus berharap untuk mendengarkan merdu suaramu, untuk melihat keindahan senyummu, untuk sekedar menatap kesyahduan bola matamu...Gadis berkerudung putih, dimanakah gerangan akan dirimu...




Senja telah berarak dihiasi oleh sinar rembulan, rintik hujan pun terus bergulir memeluk bumi. Malam tak dapat ku sambut dengan senyum indahmu, senja hilangpun tak kulalui bersama mu. Rasa rindu terus menjelma dengan pongahnya, tapi tetap diri jauh berkelana bersama indahnya gemerlap bintang. Dimanakah gerangan dirimu wahai sang pujaan hatiku....




Senja yang dingin berhembus angin yang berbisik. Suara daun kering terserak dan berguguran di atas tanah yang berdebu. Masih kujelang gamang malam dingin di bawah taburan bintang di langit yang angkuh dan beku. Senja ini mulai beranjak malam, menemani ku sendiri meniti jalanan sepi tanpa adanya dirimu....

hatiku sedang terluka

Aku menulis bukan karena aku puitis. Aku menulis karena hati yang sedang menangis. Aku berkata bukan karena aku pujangga. Aku berkata karena hati yang sedang terluka

...


Kurayapi sekujur kesepianku mengundang angan dan khayal. Mata bintang yang diam dan berkelesatan, menyuguhi harapan di relung jiwaku. Sampai lelah dan ingin terbentang, membujuk nelangsa yang hampa . Diriku tenggelam di bawah kubang resah, menanti dara cantik yang belum datang.

jangan bosani aku


Aku pandangi wajahmu dalam-dalam
kapan terakhir kali aku akui bahwa kau begitu indah
kau ada disini, diciptakan untukku
aku disini diciptakan untukmu
terlalu keras kau berupaya memelukku
terlalu kuat aku berusaha meronta
nafasku tersengal lelah
dadaku tersekat hampa udara
tenagamu terkuras menahannya
kita berdua sama-sama letih
aku harus menyerah
berhenti berontak
mulai memelukmu erat
merapat ke dadamu
menyatukan jantungku dengan degupanmu
kita mulai kebersamaan ini
jangan bosan, kumohon
walaupun kini aku bukan lagi taklukan

Apakah laki-laki dan perempuan itu benar-benar satu spesies?


Sering gak sih kita sebel banget ama suami? Sebenernya dia itu sayang gak siah ama kita? Kok, nggak pernah mesra. Ingin deh rasanya sekali-kali dirayu, jangan pas ada maunya ajah!
Kalo aku mah sering banget sebel ama suami, sampai suatu ketika aku baca sebuah tulisan tentang fakta biologis yang membedakan kita ama suami. Ternyata semua udah dari sononya.. kitanya ajah yang harus belajar untuk memanage kenyataan tersebut. Berikut aku rangkumin dari beberapa sumber yang pernah ku baca. Moga bermanfaat, dan menghindari kita cekccok ama suami atas sesuautu yang emang ga bisa diubah lagi. Well..

Fakta bahwa otak perempuan emang beda dengan laki-laki.

1. Perbedaan Verbal
Bapak mertuaku pernah berseloroh, “kayaknya perempuan itu nggak bisa kerja tanpa ngomel!”. Gara-gara kata-kata beliau aku sempet mikir, bener juga ya. Kayaknya aku juga nggak sreg aja kalau kerja nggak sambil ngomel. Solanya kalau kita kesel truz diem aja, kayaknya mahluk yang namanya laki-laki nggak akan sadar kalau kita lagi sebel ama dia.
Menurut hasil penelitian ternyata rata-rata perempuan bisa mengeluarkan 20.000 kata tiap harinya, sedangkan pria Cuma 7000-an. Hal ini ada kaitannya dengan perbedaan spasial yang akan kita bahas di nomor tiga nanti. Daerah korteks otak laki-lakinlebih tersedot untuk melakukan fungsi spacial dn sedikit dalam memproduksi dan menggunakan kata-kata. Laki-laki lebih banyak menggunakan otak kanannya, sedangkan wanita cenderung lebih seimbang dalam menggunakan otak kanan dan otak kirinya.

2. Perbedaan Bahan Kimia
Dalam otak terdapat zat kimia yang dinamakan serotonin. Zat tersebut membuat kita tenang. Otak perempuan lebih banyak mengandung zat ini. Itu sebabnya –laki pembawaan perempuan relatif lebih kalem. Otak juga punya zat kimia yang dinamakan oksitosin. Oksitosin merupakan zat yang mengikat manusia dengan manusia lainnya, atau benda yanglebih banyak, sehingga wajar dengan laki-laki yang bertindak dulu baru bicara.

3. Perbedaan Spacial
Otak laki-laki katanya lebih berkembang dibandingkan dengan otak perempuan, sehingga memiliki spacial yang kompleks.
Seringkah kita mengamati kalau laki-laki lebih tertarik dengan otomotif, ngutak-ngatik mesin, alat-alat elektronik, dan hal-hal lain yang menurut kita para perempuan mengernyitkan kening. Apa sih menariknya hal-hal tersebut? Ternyata otak kanan pria digunakan lebih dominan, dimana dibagian otak inilah kemampuan perancangan mekanis, pengukuran arah abstraksi, manipulasi benda-benda fisik berkembang.

4. Perbedaan Memori
Pusat memori di otak laki-laki yang namayan hippocmpus lebih kecil, sehingga daya ingat laki-laki lebih kecil dibandingkan perempuan. Tak heran kalau wanita lebih kuat ingatnanya akan detail. Jadi bersabarlah kalau suami-suami kita seringteriak ‘ Bun, dimana kaus kakiku ya? Bun, tadi agendaku disimpan dimana ya? Bun, dimana....?

Hehe karena emang udah dari sononya tuh!

cinta kadaluarsa


Cinta itu tadinya krem, lalu rose, kemudian merah, sekarang coklat, mungkin nanti hitam
Kata orang cinta bisa kadaluarsa
Apa iya?
Kalau kini cinta itu coklat, apa karena kata orang itu?
Kalau aku tak pernah mendengarnya berceloteh percayakah aku?

Apa cinta itu produk pabrikan yang bisa kadaluarsa dan bisa didaur ulang?
Kalau habis manis bisa dibubuhi gula kah?
Atau biar sepah di keranjang sampah?

Cinta butuh dua orang
Aku dan dia
Kamu dan dia
Dia dan dia

Bagiku cinta itu coklat kini
Namun rasanya tak manis lagi
Maukah kau gula-i
Sebelum aku benar-benar jadi basi

080409

help me


agaikan burung dalam sangkar,
terbelenggu tanpa bisa berpikir mencari peluang melebarkan sayap.

Semua yang terjadi, usaha untuk mengepak hanya membuat bulu-buluku gugur.

Aku ingin bebas, bebas dari ketakutanku atas hakiman orang, 
dari kepatuhan pada konsistensi jawaban-jawaban normatif pada psikotes yang pernah kulakukan, dari keraguan untuk menghiba, merendah, meminta pembebasan tanpa keterpaksaan.

Ada sesuatu dalam diriku.

Aku tak tahu pasti apa itu.

Yang pasti ia besar, hebat dan luar biasa.

Karena untuk menahannya demi takut,
 patuh dan raguku sangat menguras semua yang kupunya. 

Bahkan hanya untuk tersenyumpun aku tak kuasa.

Tak mampu rasanya kunikmati hari.

Enggan rasanya melihat matahari.

Aku ingin semuanya cepat berganti.

Aku tak sanggup membebaskan diri.

Please, somebody.

Help Me!

110409

manusia sempurnaku


Ku tahu tiada manusia yang sempurna
Namun bagiku kau harus sempurna
Tanpa itu kau menyakitiku

Dulu tak pernah kupercaya
Jika cinta bisa redup
Jika cinta bisa hilang
bahkan bisa mati

Tak ingatkah janjimu
tuk berikan yang terbaik untukku
jangan pernah kau lupa
karena akan kutagih janji itu
seumur hidupku

210209

puisi untukmu

Kamu Jahat!
Kamu Kejam!
Kamu Sadis!

Hatiku...
Kau Kerat!
Kau Rejam!
Kau Iris!

Kenapa...
Cinta terjerat
Sayang terperam
Kasih terkikis

Jangan...
Memeranjat
Memejam
Meringis

Biar kuletakkan bibirmu di bibirmu

SOP BUNTUT BUNDA ICHA


Sebenernya agak absurd namain masakan ini 'sop', soalnya ciri khas dari sop seperti seledri, sama sekali gak ada. Dan jelas rasanya gak kayak sop. Tapi kadung kami nyebutnya sop buntut ya jadi namanya tetep sop buntut...ga papa yach..

SOP BUNTUT 'ala BUNDA ICHA

Bahan:
1/2 kg Buntut sapi
5 batang wortel ukuran besar, potong dadu
2 ons tetelan sapi

bumbu:
2 buah tomat berdaging tebal
2 batang daun bawang berukuran besar
1 jari Lengkuas digeprek
1 batang serai diiris serong
3 buahh cabe merah dipotong serong
daun salam
daun jeruk
4 cm jahe dibakar sebentar, digeprek
1 genggam bawang merah diiris tipis
6 siung bawang putih diiris tipis
minyak goreng untuk menumis
kaldu bubuk
merica bubuk
gula
garam
jeruk sambal secukupnya

Cara membuat:
1. Rebus buntut dan daging tetelan sampai empuk. Potong tetelan kotak-kotak.
2. Tumis bawang merah, bawang putih, serai, lengkuas, jahe.
3. Masukkan dalam rebusan daging. Masukkan gula, garam, kaldu bubuk, merica, daun salam dan daun jeruk.
4. Lalu masukkan wortel, setelah setengah matang masukkan tomat yang dipotong 8. Biarkan sebentar.
5. Hidangkan dengan taburan bawang goreng. Sebelum makan kucuri dengan jeruk sambal sesuai selera.


Comment;
Pastinya suegerrrr abiz. Suamiku tuh sebenernya gak terlalu doyan yang namanya daging merah. Tapi khususon masakan yang satu ini dia sampei berani ngundang temen-temen kampusnya buat nyicipin. Hahahaha, segitunya...
Gak papa lah, Bunda bersyukur. Berarti ayah belum nemuin sop seenak sop buatan Bunda kannnnn???

BANANA CHEESE CAKE bunda


Bunda dan Kakak Jaka suka banged ama bolpis. Kalo ada bisa-bisa abis seloyang buat bedua. Biasanya ada temen Mama Bulan yang ngirim bolpis. Tapi semenjak Mama Bulan pergi ke Abudhabi, kita harus beli ke Primarasa...puffhh mahalll..
Jadi pada suatu kesempatan Bunda bertekad bikin sendiri. Tapi dengan wanti-wanti supaya orang dirumah ngga overestimate. Namanya percobaan boleh gagal kan?
nah, walaupun wujudnya tidak meyakinkan, tapi yakinlah bahwa rasanya ngga kalah ama buatan Primarasa.


BANANA CHEESE CAKE

Bahan:
250 gr terigu
150 gr margarine
6 butir telur
150 gr gula
100 gr keju cheddar parut
1 sdt baking powder
5 buah pisang ambon
1 sdm air perasan jeruk nipis
1 sdm minyak goreng

Cara membuat:Kocok gula dan margarine sampai pucat. Masukkan telur satu per satu. Setelah masuk semua tambah kecepatan mixer secara bertahap.
Haluskan pisang ambon, lalu dicampur dengan air perasan jeruk nipis agar tidak menghitam
Setelah mengembang masukkan terigu yang telah dicampur rata dengan baking powder satu sendok, lalu masukan pisang yang telah dihaluskan satu sendok. Lakukan bergantian sampai habis. Lalu masukkan minyak goreng. Terakhir masukkan keju parutnya. Aduk rata.
Tuangkan ke loyangyang sudah diolesi margarine dan ditaburi terigu.
Bakar dalam oven sekitar 45 menit.
Angkat dan taburi keju quick melt, sajikan.



 Resep ini hasil modifikasi resep banana cheese-nya Bunda Inong. 
Berhubung Bundanya Jaka sangat ekonomis, jadi banyak bahannya yang diiirit, tapi don't worry hasilnya tetep enak kok. 

Makanya resep ini disalin ke blog ini, supaya Bunda tetep inget. Jadi pas mo bikin lagi, rasanya masih bisa dipastikan sama..hehe Oke kan?

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang