Jumat, 10 April 2009

PELAJARAN DARI BIJI KOPI

Akhir-akhir ini ibu memperhatikan tingkah laku putri remajanya yang sedikit lain dari biasa. Kegelisahan sangat jelas dari bahasa tubuhnya. Ibu mencoba untuk memperlakukan sang putri sebagai orang yang dewasa. Ia tidak berusaha untuk menanyakan apa yang mengganjal perasaan putrinya tersebut. Ia percaya sang putri bisa mencari jalan keluarnya sendiri.
Tidak tahan dengan perlakuan sang Ibu, putrinya itu pun langsung menumpahkan semua keluh kesahnya. Tanpa memotong Ibu hanya mendengarkan dan mendengarkan.
“Kok, Ibu diam saja sih? Aku kan sudah menceritakan semuanya. Jadi menurutmu Aku harus bagaimana?” tanya putrinya penuh ketidak puasan.
Ibu tersenyum. Tanpa banyak bicara Ia bangkit dari kursinya dan menarik tangan putrinya ke dapur.
Ibu mengambil tiga panci dan mengisinya dengan air. Dibiarkannya air itu mendidih dan memasukan wortel, telur dan biji kopi masing-masing pada satu panci.
Setelah semua matang, diletakkan ketiga benda matang tadi ke atas piring. Ia menyuruh putrinya mendekat.” Coba katakan apa yang kamu lihat?”
“Wortel, telur dan kopi”
Ibu mengangguk, lalu dia menyuruh putrinya untuk mencicipi semuanya. Walau penuh rasa heran ia melakukan apa yang diperintahkan ibunya. “Apa maksudnya, Bu?”
“Sayang, ketiga benda itu menghadapi kondisi yang sama: air mendidih. Tapi masing-masing memberikan reaksi yang berbeda. Wortel yang keras, menjadi lunak. Telur rapuh dengan kulit tipis dan isi yang cair, sesudah kena air panas, kulitnya tetap rapuh tapi isinya menjadi keras. Hebatnya kopi justru mengubah air sedangkan bentuknya sendiri tetap sama.”
“Ibu ingin aku memilih seperti apa aku dalam menghadapi masalah-masalahku?” tanya sang putri sambil memegangi tangan Ibu. Ibu mengangguk.
Hidup tidak pernah mudah bagi siapapun. Baik bagi yang kaya, yang miskin, yang cantik, yang jelek. Semua tergantung bagaimana kita bereaksi. Apa kita menjadi lemah setelah menghadapi kesulitan. Atau hati kita malah menjadi keras dan beku, namun tetap mudah terluka. Atau kita bisa mengubah kemalangan yang menerpa,sehingga menjadikan situasi disekitar kita menjadi lebih baik. Seperti kopi yang malah mengeluarkan aroma dan cita rasanya ketika dia terkena air mendidih.




ini jelas bukan kisah original, ini adalah cuplikan dongeng yang pernah tersiar lewat kabar yang sempat membekas dihati..mohon dimaafkan bila disimpan dalam blog ini, sekedar membagi inspirasi. IS that OK?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang