Jumat, 10 April 2009

PELAJARAN SEDIH DARI JENGIS KHAN

PELAJARAN SEDIH DARI JENGIS KHAN

Suatu hari yang cerah disekitar abad ke-13, hari itu adalah hari berburu sanag raja yang terkenal dengankeberaniannya itu. Diikuti para sahabat dan prajuritnya yang setia raja menunggang kuda dengan riang gembira. Dipergelangan tanggan raja bertenggerlah seekor rajawali kesayangannya. Elang itu sudah terlatih untuk mengintai mangsa dengan mata yang tajam. Bila dia melihat mangsa maka ia akan menukik tajam dan menyerangnya seperti anak panah.
Tidak seperti biasanya tidak nampak tanda-tanda mangsa yang bisa diburu. Cuaca hari itu memang sangat terik. Setelah hampir seharian mencari, akhirnya rombongan memutuskan untuk pulang. NAmun Khan memisahkan diri dari rombongan. Khan mempunyai kebiasaan untuk memilih jalan yang berputar. Kebiasaan inilah yang membuatnya hafal tiap jengkal hutan.
Setelah seharian berburu, ternyata persediaan air minumpun habis, tak disadari saat melihat genangan air, Khan teringat akan rasa hausnya. Dengan perlahan-lahan ia mendatangi air tersebut, ternyata airnya terus menguap sehingga tidak bisa diraup. Akhirnya Khan memutuskan untuk menadah tetesan air yang jatuh dari tebing batu.
Dengan sabar Khan menunggu gelas perak yang dibawanya dipenuhi air. Ketika cangkir hampir penuh, dan rasa haus sudah mencekat tenggorokan, Khan mendekatkan cangkir ke mulutnya. Hampir saja rasa hausnya lenyap, jika sang rajawali tidak mengibaskan sayapnya. Cangkir itu jatuh dan airnya tumpah lalu menguap. Khan menggeram, namun ia mulai menadahkan lagi cangkirnya, kali ini ia tidak cukup sabar untuk menunggunya sampai penuh. Lagi-lagi rajawali menukik dan menyambar, membuat cangkir itu klembali jatuh. Khan sangat marah, dan bersumpah akan mematahkan lehar rajawali itu kalau dia sampai tertangkap. Kali ini Khan menadahkan kemablai cangkirnya, namun kali ini dia telah siap menghunuskan pedangnya.Sudutmatanya mengawasi gerak-gerik rajawali itu. Ketika si rajawali kermbali menukik, dengan sigap diayunkannya pedang itu, dan bress...kepala rajawalipun jatuh dikaki Khan penuh lumuran darah.
“Itulah hukuman bagi siapapun yang tidak bisa senang dengan kesenangan orang lain.”
Dengan kesal ditendangnya bangkai rajawali itu. Tanpa sengaja ternyata cangkirnya pun ikut tertendang, jatuh ketempat yang tidak bisa dijangkaunya. Khan memanjat tebing mencari sumber tetesan air, karena sekarang ia tidak punya cangkir untuk menadah tetasan air. Sesampainya diatas dia berhasil menemukan genangan mata air yang jernih. Namun, bukan kesenangan yang dirasakan Khan, karena disana diapun melihat bangkai seekor ular berbisa yang racunnya sangat berbahaya.
Khan mematung dan mengingat rajawali kesayangannya yang mati ia tebas di bawah sana.
“Rajawali telah menyelamatkan hidupku, dan aku malah membunuhnya!”
Dengan perasaan galau Khan memasukkan rajawali ke dalam tas berburunya. Ia memacu kudanya agar segera sampai ke istana.
Hari itu Khan mendapatkan pelajaran sedih yang sangat mahal harganya: Jangan pernah melakukan apapun di saat marah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang