Minggu, 04 Februari 2018

Bukti (Emak Hoarder)

Katanya anak alay sekarang, no pic berarti hoax. Jadi dalam rangka mendukung 'posting bertanggung jawab", Emak harus ngasih bukti. Jangan kayak politisi jaman now, hanya bisa janji, tapi ga bisa ngasih bukti #eaaaaa



Gambar ini hanya menunjukkan sebagian kecil dari apa yang menggunung di ruang penyimpanan. Kali ini yang bertugas untuk sorting adalah Abang. Bukan apa-apa, yang paling ngerti urusan kabel mengabel diantara Emak, Kakak dan Imbo ya cuma Abang.

Sebagai petugas, Emak memberikan prerogatif pada Abang. Dia boleh buang apapun yang tidak berguna atau sudah rusak. Ternyata kebanyakan kabel itu masih berguna, tidak rusak dan dalam kondisi baik. Rupanya mereka ada dalam gudang, karena kebanyakan mereka ketinggalan jaman saja. Sayangnya, karena zadul barang-barang itu tidak bisa dijual. Kalaupun diberikan pada orang lain, mereka belum tentu mau juga.

Ga percaya?
Serius! Tukang sampah aja, manyun gitu waktu kami sodorin satu kardus barang elektronik. Sengaja disimpan dalam dus agar rapi. Biar tukang sampah tahu sebenarnya itu bukan sampah. Setidaknya masih ada harganya kalau di jual ke tukang rongsokan. Kami pikir beberapa perak bagi tukang sampah lumayanlah. Itung-itung bagi rejeki. Ndilalah kok malah manyun tukang sampahnya. Akhirnya kita kasih duit tips, biar dia mau bawa tuh kardus.

Kalau begitu, hati jadi miris. Apakah Emak yang terlalu pelit sehingga hanya memberi barang rongsok untuk dijual? Ataukah ada orang-orang yang susah maju karena memang susah untuk ditolong.

Ah, sudahlah.. pelajaran hari ini adalah :
Jangan  berharap ucapan terimakasih dari mereka yang kita pedulikan.Tapi, jangan lupa untuk berterimakasih pada mereka yang mempedulikan kita.


Salam Emak!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang