Sabtu, 03 Februari 2018

Kita Bukan Gajah Kecil (lagi)

Pernah cari tahu bagaimana sirkus menjinakkan gajah? Ternyata ketika gajah kasih kecil, mereka memasang rantai di kaknya memancangnya pada sebuah pasak. Sampai besar, gajah itu diperlakukan begitu. Bedanya, kali ini rantai tidak lagi dipautkan pada apapun. Anehnya walau sudah tidak tertaut, gajah itu tidak pernah mecoba untuk lari atau pergi meninggalkan sirkusnya.

Memori masa kecilnya merekam, setiap ingin lari dia tidak berhasil. Kakinya terantai. Semakin keras dia mencoba semakin keras jatuhnya. Hingga akhirnya gajahpun berhenti mecoba, yang dia percayai hingga besar adalah "saya tidak akan pernah bisa".

Kita kah gajah itu?

Tanpa kita sadari, larangan-larangan yang acap kita dengar semasa kecil membuat kita berkembang menjadi manusia bernyali ciut.

"Jangan lari-lari, nanti jatuh!"

"Jangan hujan-hujanan, nanti sakit!"

"Jangan ikut campur, kamu masih keci!"


Sadarkah kita, kalau semakin dewasa kita justru malah semakin penakut, semakin tidak kreatif, semakin takut mengambil resiko, semakin mengkotakkan diri.

Waktu kecil, kalau ingin jajan harus minta dulu ke orangtua; kalau mau pergi harus seijin orangtua; harus ini harus itu. Setelah besar, memang tidak harus minta ijin lagi ke orang tua, malah lebih berat; minta ijin pada diri sendiri. "aku boleh begini gak ya?, "aku boleh begitu, gak ya?, "orang nanti sebal ga ya?", .. dan sebagainya. Kitalah yang membatasi diri sendiri.

Pikir-pikir, apa sih yang membuat kita takut? Takut di kritik? Takut dihina?
Bos Emak pernah bilang, "kamu jangan takut di kritik, di hina atau di marahin. Toh gak bikin bopeng, ga ninggalin tanda di muka kamu. Yang perlu kamu lakukan adalah menyaringnya.  Dengarkan yang bisa jadi masukkan, abaikan yang tidak ada artinya. Pilih mana yang perlu di dengar, dan mana yang harus dilupakan".

Nasihat itu betul-betul mengena ke hati Emak.

Ketika kita takut berbuat karena takut menerima respon negatif dari orang lain, maka kita memilih untuk tidak melakukan apa-apa. Tidak melakukan apa-apa memang aman, karena tidak akan salah dan tidak akan benar. Tapi , kita kehilangan peluang untuk menunjukkan kemampuan kita.

There are always people who will acknowledge our capabilities, other than those who will despic.
So, saatnya jadi gajah yang besar.

Jangankan cuma matahin rantai, matahin hati orang juga sudah bisa kaaaannn???..   
#eaaaaaaa


Salam Emak!

#challengePBMday1st













0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang