Selasa, 13 Februari 2018

Jangan Ngikutin yang Jelek, Mak. Kapan majunya?

Undangan itu jelas-jelas mencetak bahwa meeting hari ini dimulai 08.30 WIB. Tapi sampai pukul 10.30, kursi-kursi masih banyak yang belum diduduki.  Emak terus mengunyah, menghibur diri dengan pisang rebus dan kopi yang terhidang. Laptop yang mulai kehabisan baterai berdecit-decit minta di-charge.

Satu persatu peserta hadir. Sekedar mengakrabkan diri, Emak tinggalkan laptop dan bergabung dengan teman-teman yang baru datang. Seorang teman dari dinas sebelah curcol tentang kesibukannya yang luar biasa. Baginya meeting ini sangat prioritas, sehingga dia mendelegasikan beberapa agendanya yang lain. Dia cerita kalau pekerjaan semakin berat dan banyak, apalagi karena dia hanya  dibantu 3 orang staf.  Emak menahan sunggingan senyum kecut, secara Emak pernah punya 2 staf. Itu saja sudah disebut sangat beruntung. Lalu dia bilang, "beruntunglah BPS punya banyak staf."

Huekk..White Coffee yang sedang Emak uyup hampir bikin Emak tersedak. Hati Emak ngga terima. Emak menggeleng-gelengkan kepala tanda tak setuju. Hasil analisis beban kerja terakhir menyatakan jumlah SDM BPS kurang, belum seimbang dengan jumlah pekerjaannya.  Namun apalah daya, Emak sadar mereka pun tak ingin tahu seperti apa beratnya pekerjaan kami. Emak juga tidak perlu menjelaskan kerjaan apa yang Emak tinggalkan demi menghadiri meeting ini, karena Emak pun ngga mau tahu seberapa banyak kerjaan mereka. Mungkin seperti itulah kita manusia pada default setting-nya, playing victim! Kita seringkali merasa kitalah yang paling sibuk, paling capek, tapi paling tidak beruntung.


Emak meninggalkan obrolan itu. sambil tersenyum. Tidak senyum kecut seperti sebelumnya, tapi senyum super manis. semanis Tropicana Slim. Hati Emak terasa ringan dan dipenuhi rasa syukur. Bersyukur karena setelah pertentangan batin yang panjang, akhirnya Emak memutuskan untuk menggembol laptop ke sini. Waktu tunggu 2 jam tadi bisa Emak manfaatkan secara produktif. Alhamdulillah, 2 jam yang tidak tersia-sia. Emak tidak merasa rugi walau meeting ini tertunda lama. Emak masih bisa kerja.

Tetiba ada suara setan berbisik, "makanya Mak, besok-besok ga usah on time lagi, rugiiii..".

Wusss.. dengan sigap setan itu Emak gebah. "audzu billahi minash syaithanir rajim. Emak itu ASN BPS, we are trained to be on time. Pekerjaan kami selalu berpacu dengan waktu. Emak itu 'agent of change', catettt!!!"


Kali ini suara hati yang berbisik lembut, "jangan ngikutin yang jelek, ya Mak. Kapan majunya?"



Salam Emak!

#PerempuanBPSMenulis
#15HariBercerita


#HariKe-6

0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang