Sabtu, 02 Maret 2013

Dilema Mendidik Anak


Terlalu banyak belajar dan kurang bermain dapat membuat Perkembangan Anak Terhambat.

Boleh dikatakan anak-anak zaman sekarang hampir tidak punya waktu untuk bermain. Sesudah selesai sekolah, anak masih belajar banyak. Les bahasa asing, matematika, piano, menyanyi atau kesenian lain dan tentunya belajar untuk ulangan atau mengulang pelajaran sekolah. Padahal anak-anak perlu bermain. Permainan meniru orang seperti masak-masakan, dokter-dokteran, atau astronot dan lain sebagainya, sangat penting untuk membantu anak belajar cara berteman dan mengembangkan imajinasi, begitu menurut sebuah studi University of Plymouth.

Grup orang tua mendukung temuan studi ini dan mengingatkan, anak-anak didorong kedalam pendidikan formal pada umur yang terlalu muda. Studi yang diterbitkan Economic and Social Research Council ini menghimbau agar anak-anak diberi banyak waktu untuk bermain di luar ruangan di sekolah.

Studi menyimpulkan, kelas tidak selalu dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak umur 4-5 tahun padahal anak-anak pada usia ini perlu belajar berteman dan menggunakan imjainasi mereka lewat permainan peran. Kurangnya waktu dan tempat, keinginan untuk memberikan berbagai pengajaran, membuat anak tidak punya kesempatan untuk bermain toko-tokoan, bajak laut, dokter-dokteran dan lain sebagainya. Padahal cara pembelajaran terbaik untuk anak-anak usia muda adalah lewat permainan.

Studi menemukan, permainan peran pada anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan Anak perempuan lebih menykai permainan yang berhubungan dengan urusan rumah tangga. Anak laki lebih menyukai permainan aksi seperti menjadi polisi, penjahat atau super hero. Studi menyarankan lebih banyak permainan luar ruangan sehingga anak mempunyai lebih banyak pilihan dalam hal materi, lokasi dan teman bermain.



Comment Emak:

SETUJU!!!!! 

Betul banget, sayangnya kita terbentur pada paradigma bahwa anak zaman sekarang harus lebih maju daripada orang tuanya. Jadi yang dilakukan adalah pembibitan sejak dini, hal itu membuat bangga orang tua.

Walau pun sudah banyak membaca tentang bahayanya mencekoki anak terlalu dini, tapi kadang takut juga anakku menjadi tertinggal di bandingkan teman-temannya yang lain. Tapi mungkin studi diatas sedikit bertolak belakang dengan teori yang mengatakan tentang periode emas pertumbuhan otak anak yang justru pada usia anak sangat dini.

Sebagai ibu yang pernah mempelajari teori tersebut, saya berkesimpulan bahwa untuk mendidik anak maka harus sejak sangat muda, karena daya serapnya masih sangat tinggi. Namun begitu, saya sangat menyadari betapa menderita anakku saat kami memaksakan diri agar anak-anak dapat memuaskan harapan kami yang mungkin terlalu tinggi. Karena banyak anak-anak lain dengan umur yang jauh lebih muda dapat menguasai hal-hal yang luar biasa. 

Jangankan dengan pemain drum berusia 3 tahun, dengan anak yang sudah dapat bernyayi pada nada yang tepat saja, kami sangat iri sekali.
Jadi satu hal yang perlu digaris bawahi oleh setiap orang tua, bahwa perkembangan tiap anak itu berbeda. Minat dan kemauannya juga berlainan. 

Jadi sebagai orang tua, yang bisa kita lakukan adalah memfasilitasi secara maksimal, dengan membuka semua peluang bagi anak untuk menyadari sendiri minat dan ketertarikannya akan sesuatu. Biar dia sendiri yang menentukan mana yang ingin diperdalami. Setelah itu tugas kita adalah membimbingnya agar dapat mencapai kebanggan untuk diri sang anak sendiri, setelah itu otomatis kita pun akan merasa bangga. Bukan hanya karena kemampuannya tapi karena anak kita yang bahagia.


Salam Emak!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang