Jumat, 15 Maret 2013

AYO BERQURBAN!


SELASA, 27 OKTOBER 2009

AYO BERQURBAN!

Berawal dari perbincangan ringan saat menemani ibunda bersantap pagi.

“Kak, gak kerasa ya bentar lagi idul adha..”

“Eh iya ya, sekarang para calon jemaah haji sudah mulai berangkat!” Aku jadi teringat nasi kotak yang dibagikan kemarin siang, sebagai syukuran keberangkatan temanku ke tanah suci.

“Kira-kira siapa saja yang akan berqurban tahun ini?” tanya Mama, mengacuhkan pertanyaanku tadi.

Upss. Bagiannya yang itu, malah ga terlintas di benakku. Aku ingat ini musim haji, aku ingat berati akan ada lebaran haji, aku ingat biasanya dapat bagian daging qurban dari masjid, yang ga aku ingat bahwa sebenarnya ‘kami’ pun harus berqurban juga.

Aku pandangi wajah ibundaku yang mulai dimakan waktu, diwarnai asam garam kehidupan dan dinaungi kebijaksanaan. Berusaha membentang kenyataan hidupku saat ini yang jauuuuhhh dari kata ‘lebih’. Berusaha meyakinkannya dengan tatapan mata tanpa kata-kata.

“Ingat tahun lalu kalian juga absen qurban...Padahal dua tahun yang lalu kalian sampai berqurban sapi, apa ga jomplang tuh!”

“Ma, tapi kan..gaji kami pas-pasan, tahun ini kebetulan seret Ma...”

“Iya tinggal niatnya aja, nanti kekurangannya Mama bantu.”

Beuuu..yang gini nih, yang gini bikin kita mati kutu. Disatu sisi kita seneng karena dibantuin, di sisi yang lain, aku malu. Sebagai anak harusnya aku meringankan beban ortu bukannya malah nambahin.

“Sebenernya bukan ga ada-ga ada banget sih Ma. Cuman kalo mikir bahwa banyak keperluan yang lain sih..rasanya sayang. Toh, berqurban bukan wajib kan Ma?”

“Ingat kisah dibelakang Idul Adha. Suatu hari yang dijadikan Allah sebagai peringatan kepada seluruh manusia, ketika Allah menghendaki manusia untuk mengorbankan apa yang sebenarnya hanyalah titipan Allah, maka hendaklah merasa ringan. Sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Adil dan Maha Pengasih. Kita Cuma diminta berqurban hewan ternak 1 ekor tiap tahun, bukannya diminta menyembelih anak seperti Nabi Ibrahim as!” Mulailah darah daiah ibundaku menggelora.

“Iya Ma, InsyaAllah aku usahakan menyisihkan sedikit-sedikit, mudah-mudahan terkumpul..” Hiks, sungguh mimpi di siang bolong. Secara, di kantor peluang untuk mendapatkan uang sangat tipis, kalo ga boleh dibilang ga ada. Sedangkan dalam dua minggu ini uang itu mau- ga mau harus tersedia. Duhh....

Eitss, ingat rejeki itu bukan dari kantor, bukan dari bos, bukan dari suami, bukan dari ortu, bukan dari temen...tapi dari Allah. Kalau Allah menghendaki, kun fa yakun...seperti kisah dua tahun lalu dimana ada seseorang yang menggenapi kami untuk membeli seekor sapi.

Yukk, yakin bahwa Allah akan mencukupi kita, dan InsyaAllah ada rejeki untuk berqurban di tahun ini...aminnnnnnnnn

0 komentar:

Posting Komentar

 

Keluarga Pak Wajdi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang